JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha Hartati Murdaya Poo diketahui kerap bersilaturahmi dengan Bupati Buol, Amran Batalipu. Hartati dan Amran setidaknya pernah bertemu untuk membicarakan bisnis dan kepentingan pemilihan kepala daerah.
"Pertemuan pasti ada, cuma belum jelas. Tapi saya punya dugaan ada. Ya salah satunya silahturahmi selain itu juga membicarakan Pemilukada dan kepentingan bisnisnya," kata pengacara Amran, Amat Ente Daim seusai mendampingi Amran diperiksa di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa (17/7/2012).
Amran menjadi tersangka karena diduga menerima suap dari dua petinggi PT Hardaya Inti Plantation, perusahaan yang disebut milik Hartati Murdaya. Kedua petinggi PT Hardaya Inti Plantation yang diduga menyuap Amran tersebut adalah Yani Anshori dan Gondo Sudjono. Mereka juga ditetapkan KPK sebagai tersangka.
Menurut Amat, Hartati kerap membantu dana untuk kesejahteraan warga Buol. Hal itu semata-mata dilakukan karena Hartati memiliki kebun kelapa sawit di Buol.
"Karena dia (Hartati) punya aset di daerah itu, tentunya apa kekurangan di daerah itu dia bantu dari bertanggung jawab, lingkungan hidup, kesejahteraan," ujarnya.
Sebelumnya Emet juga mengatakan Hartati pernah menyumbang dana untuk biaya kampanye Amran sebaga calon bupati Buol petahana. Di Buol, katanya, Hartati memiliki izin perkebunan seluas 70 ribu hektar. Kini, Hartati yang juga anggota dewan Pembina Parta Demokrat itu, kata Emet, sedang berencana membuka perusahaan baru setelah pemerintah membatasi izin perkebunan kepala sawit maksimal 20 hektar setiap perusahaan.
Saat ditanya apakah Hartati mengetahui ihwal penyuapan oleh anak buahnya ini, Emet menilai sedianya sebagai pemilik PT Hardaya Inti Plantation, Hartati mengetahui hal tersebut.
"Kan ada mekanismenya dari atas ke bawah, tapi saya pikir perusahaan pasti tahu," kata Emet. Dia juga menyambut rencana KPK untuk memeriksa Hartati sebagai saksi dalam kasus ini. "Biar semua persoalan ini transparan. Kalau cuma duga-duga, kan gak bisa. Bisa jadi keterangan Bu Hartati meringankan klien saya," ujarnya.
Sementara Hartati dalam beberapa kesempatan membantah ikut menyuap Amran. Menurut Hartati, uang yang diberikan ke Amran bukanlah suap melainkan bantuan untuk warga Buol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.