Dalam kesempatan terpisah, Menlu AS Hillary Clinton yang juga hadir di Phnom Penh, Kamboja, mendesak seluruh negara terkait segera bisa menjelaskan klaim teritorial masing-masing di Laut China Selatan sesuai dengan hukum internasional yang berlaku.
Hal itu termasuk penuntasan penyusunan kode etik berperilaku (COC) di Laut China Selatan, yang akan disepakati dan diterapkan bersama demi mencegah konfrontasi.
Hillary menambahkan, Pemerintah AS juga menginginkan adanya kesepakatan bersama dalam proses eksplorasi seluruh potensi kekayaan alam di kawasan perairan itu.
Selain menjadi salah satu jalur transportasi laut terpenting dunia, Laut China Selatan juga diyakini kaya sumber minyak dan gas bumi. Berdasarkan data Badan Informasi Energi AS tahun 2008, wilayah itu diduga menyimpan kandungan minyak hingga 213 miliar barrel.
Selama ini AS mengklaim sangat berkepentingan untuk melibatkan diri dalam isu Laut China Selatan demi menjaga kebebasan navigasi di kawasan itu. Hal itu sangat beralasan mengingat separuh dari total lalu lintas perdagangan dunia diangkut melalui jalur laut itu.