Dalam persoalan penyebutan nama saja, negara-negara yang merasa berkepentingan ingin menggunakan kata atau kalimat yang bisa menunjukkan klaim kedaulatan mereka. Hal itu, misalnya, soal penyebutan nama Laut China Selatan, Filipina ingin perairan itu disebut dengan nama Laut Filipina Barat.
Sementara China ingin menyebut Beting Scarborough dengan nama Huayang.
Meski demikian, sikap optimistis tetap ditunjukkan Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan, yang menyebut saat ini kepedulian seluruh negara yang terlibat dalam sengketa di Laut China Selatan jauh lebih besar ketimbang 10 tahun lalu.
Belum tuntasnya kesepakatan isi pernyataan bersama negara- negara ASEAN kali ini berdampak salah satunya pada tertundanya rencana pertemuan bilateral antara para menlu ASEAN dan China.
Padahal, mulai Kamis ini, pertemuan masuk ke agenda Forum Kawasan ASEAN (ARF) ke-19, yang akan diikuti Amerika Serikat, negara yang selama ini menunjukkan kepedulian besar terhadap sengketa Laut China Selatan.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dijadwalkan tiba di Phnom Penh, Rabu malam, seusai rangkaian lawatannya ke dua negara anggota ASEAN, yakni Vietnam dan Laos, sejak Selasa. Saat di Vietnam, Hillary menyatakan sangat berharap ASEAN dan China bisa segera menghasilkan kemajuan.