Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imparsial: Beli 100 Leopard Hanya Buang Uang

Kompas.com - 05/07/2012, 19:21 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Imparsial menilai pembelian 100 tank Leopard adalah kebijakan pemerintah yang tidak tepat mengingat anggaran negara terbatas dan wabah krisis ekonomi global yang menghantui dunia. Selain itu, pembelian Leopard bukanlah sebuah kebutuhan pokok TNI dan hanya menghamburkan uang karena kondisi geografis Indonesia tidak mendukung performa tank tersebut.

"Pembelian tank Leopard adalah tindakan yang menghamburkan uang saja. Banyak kendala operasional yang akan dihadapi jika nanti digunakan di Indonesia, baik itu kendala geografis, infrastruktur, serta komponen pendukung lainnya yang kami nilai belum siap," ujar Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti, Kamis (05/07/2012) di Jakarta.

Imparsial mendesak pemerintah untuk berhati-hati dan lebih cermat dalam mengalokasikan anggaran untuk pertahanan. Pemerintah harus membuat skala prioritas yang bertahap dan berjenjang dalam melakukan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Poengky juga menyinggung transparansi dan akuntabilitas sektor pertahanan yang masih belum baik dan patut untuk dipertanyakan oleh banyak pihak.

"Pembelian alutsista harus benar-benar didasarkan atas kebutuhan objektif pertahanan Indonesia dan bukan pada kebutuhan politis, apalagi hanya ditujukan untuk mencari keuntungan segelitir kelompok elite pemerintah. Setiap pembelian alusista baru harus menjunjung tinggi transparansi sebagai upaya pencegahan tindak korupsi dalam praktek pembelian alutsista tersebut," kata Poengky.

Meskipun begitu, Imparsial menyadari bahwa TNI memang memerlukan penguatan matra darat. Namun, pemerintah harus mencermati kondisi geografis Indonesia. Imparsial menyarankan kepada pemerintah untuk menambah kekuatan kavaleri TNI dengan jenis tank medium dan ringan. Terlebih jauh lagi jika hal tersebut ditunjang dengan keinginan pihak industri pertahanan dalam negeri yang juga akan mengembangkan pembuatan tank ringan dan medium bekerja sama dengan beberapa industri pertahanan negara lain.

"Penambahan tank medium dan ringan akan jauh lebih efektif dan bermanfaat daripada 100 tank berat yang sulit akan dioperasikan di Indonesia karena terkendala kondisi alam Indonesia yang tidak mendukung jenis tank berat, seperti Leopard," kata Poengky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com