Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fokker 27 Dilarang Terbang

Kompas.com - 23/06/2012, 01:45 WIB

Onci merupakan adik kandung Mayor (Adm) Johanes Tandi Sosan. Onci datang ke Jakarta menyusul anaknya, Nevlin Tanonen (2), yang meninggal lebih dulu. Selain mereka, korban tewas lainnya adalah Bian Christyabel (6) dan Martiana Roren (67), anak dan ibunda Johanes.

Tidak mudah disimpulkan

Pengamat penerbangan Chappy Hakim mengatakan, tidak mudah menyimpulkan penyebab kecelakaan pesawat Fokker 27-500. Pada Fokker 27 milik TNI AU ini tidak ada kotak hitam. Kotak hitam biasanya terdapat pada pesawat TNI AU yang mengangkut penumpang VIP, seperti pada pesawat Hercules.

Penyelidikan terhadap kecelakaan pesawat TNI AU juga tidak akan melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi. TNI AU punya tim investigasi sendiri. Namun, adakalanya meminta bantuan KNKT, sebaliknya KNKT juga pernah meminta bantuan TNI AU.

Namun, secara prinsip, kata Chappy, dirinya perlu meluruskan pemberitaan di sejumlah media yang berkaitan dengan pemberitaan usia pesawat. ”Usia pesawat bukanlah hal prinsip. Yang lebih penting adalah kelaikan terbang pesawat itu sendiri. Hal itu dipengaruhi oleh perawatan dari pesawat,” ujar Chappy.

Tidak juga menjadi masalah apakah pabrik pesawat itu sudah ditutup atau tidak, sebab komponen pesawat tetap bisa didapat dari vendor lain. Penerbang militer dengan pangkat mayor adalah seorang penerbang senior. ”Jadi, seharusnya tingkat keahlian dari penerbangan tersebut tak lagi harus diragukan,” kata Chappy, yang mantan KSAU.

Jangan berspekulasi

Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hassanudin meminta jangan ada spekulasi soal perawatan dan mafia suku cadang pesawat-pesawat militer. ”Kita menunggu usai masa berkabung. Minggu depan KSAU dan jajaran pemimpin TNI AU dipanggil DPR. Pesawat jenis Fokker 27 tersebut sering digunakan mengantar Panglima TNI, KSAU, dan para pejabat, jadi layak terbang,” kata Hassanudin.

Meski demikian, Hassanudin mengakui, usia pesawat memang sudah tua sehingga diputuskan membeli pesawat pengganti, yakni CN-295 buatan Spanyol yang akan mulai tiba akhir tahun 2012. Indonesia sudah membeli 10 pesawat CN-295. Pergantian armada Fokker 27 ke CN-295, lanjut Hassanudin, merupakan bagian dari program peremajaan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Rencana peremajaan alutsista lainnya di kalangan TNI AU adalah membeli 6 pesawat F-16 seri terbaru dan memperbaiki 10 pesawat F-16 yang lama.

Namun, belakangan ada wacana menggunakan anggaran pembelian dan perbaikan pesawat F-16 itu untuk membiayai hibah 24 pesawat F-16 dari Amerika Serikat. Pada tahun 2010, jelas Hassanudin, Kementerian Pertahanan diberi anggaran Rp 6,3 triliun untuk pembelian alutsista. Dari anggaran itu, Rp 5,5 triliun untuk membeli alutsista dari luar negeri, dan Rp 800 miliar dipakai membeli alutsista di dalam negeri.

Untuk tahun 2011-2014, pemerintah memproyeksikan tambahan anggaran dari pinjaman luar negeri 5,7 miliar dollar AS untuk pengadaan alutsista.

(NWO/ONG/BRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com