Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempat Parkir Rp 3 Miliar di DPR "Nganggur"

Kompas.com - 19/06/2012, 10:41 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tempat parkir untuk sepeda motor dan bus di Kompleks Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, dibiarkan "nganggur". Tempat parkir yang dibangun dengan menghabiskan dana hingga Rp 3 miliar itu dibiarkan tak terpakai meskipun pembangunan sudah rampung beberapa bulan lalu.

Pengamatan Kompas.com, Selasa (19/6/2012), bangunan parkir bertingkat dua itu masih ditutup. Di sejumlah tempat ditempel kertas pemberitahuan bertuliskan "dilarang parkir di sini".

Sebelumnya, parkir itu sempat dipakai oleh puluhan karyawan yang bekerja di lingkungan DPR. Belakangan, pihak Sekretariat Jenderal DPR menutup parkir dengan rantai dan tali. Namun, belasan bus milik Kesekjenan DPR diperbolehkan parkir.

Pekan lalu, perwakilan dari Humas Setjen DPR, Jaka Winarno, mengatakan bahwa parkir itu akan mulai beroperasi Senin kemarin. "Senin akan dibuka," kata Jaka ketika dihubungi.

Cerita tentang proyek di gedung Kompleks Parlemen yang sudah selesai, tetapi "dianggurkan" bukan hanya tempat parkir. Ruang Badan Anggaran atau Banggar DPR yang awalnya dibangun dengan dana hampir Rp 20 miliar juga dibiarkan melompong sekitar lima bulan. Ruangan itu akhirnya mulai dipakai pada dua pekan lalu setelah barang-barang impor mewah diganti oleh Setjen dengan produk lokal.

Mansyur Faqih (28), karyawan yang keseharian bekerja di DPR, mengaku kesal atas sikap Setjen yang belum juga mengoperasikan tempat parkir itu. Pasalnya, selama dibangun sejak akhir tahun 2011, ia terpaksa memarkirkan motor di lahan parkir sementara yang terletak di belakang kompleks parlemen. Lahan parkir itu terbuka.

"Tujuh bulan lebih motor saya kehujanan, kepanasan. Kan, ngerusak cat motor. Anggota Dewan enak parkir mobil di basement. Pejabat Setjen juga enak pakai mobil dinas jadi enggak mikirin cat rusak. Bangunan udah jadi lama, tetapi enggak dipakai juga. Jadi, buat apa dibangun?" ucap Mansyur kesal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com