Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkap Neneng, KPK Belum Bisa Disebut Berprestasi

Kompas.com - 14/06/2012, 07:00 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penangkapan istri M Nazaruddin, tersangka Neneng Sri Wahyuni, dinilai bukan merupakan prestasi Komisi Pemberantasan Korupsi. Pasalnya, Neneng yang sengaja pulang ke Indonesia dengan status buronan interpol, dinilai jelas bertujuan untuk menyerahkan diri kepada KPK.

Hal itu dikatakan Ketua Setara Institute Hendardi di Jakarta, Kamis (14/6/2012), menyikapi penangkapan Neneng di rumahnya di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu sore. Sebelumnya, Neneng disebut kabur ke Malaysia.

"Prestasi KPK dalam kasus Neneng harus dengan membuka seluas-luasnya kasus itu (dugaan korupsi pengadaan pembangkit listrik tenaga surya di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi) tanpa negosiasi apapun," kata Hendardi.

Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir Djamil menilai tidak akan banyak informasi penting yang disampaikan Neneng terkait sepak terjang Nazaruddin dalam skandal korupsi. Jika dalam film, Nasir mengibaratkan Neneng sebagai pemain figuran.

"Tapi kalau KPK bisa cerdik, Neneng bisa memberikan informasi yang sifatnya komplementer," kata dia.

Ketua Komisi III I Gede Pasek Suardika berharap KPK memproses dengan cepat kasus Neneng. "KPK jangan jadikan kasus Neneng ini ingar bingar saja, tapi esensi kasusnya kecil. Nazaruddin kan sudah proses, Neneng sudah ditangkap, duitnya di Singapura bisa dibawa pulang dong," ucapnya.

Ketua DPP Partai Demokrat itu juga tak khawatir jika keterangan Neneng nantinya akan memperkuat keterangan Nazaruddin terkait dugaan keterlibatan para politisi Demokrat. "Keterangan itu penting tapi harus didukung alat bukti. Jadi enggak ada kekhawatiran," pungkas dia.

Seperti diberitakan, tim pengacara Neneng menyebut Neneng sukarela pulang ke rumahnya untuk menyerahkan diri. Sebaliknya, pimpinan KPK mengatakan, klaim pengacara Nazaruddin bahwa Neneng menyerahkan diri tidak benar. "Saya ingin tegaskan kembali, tersangka Neneng ditangkap. Ini harus diluruskan," kata Ketua KPK Abraham Samad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

    Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

    Nasional
    Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

    Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

    Nasional
    Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

    Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

    Nasional
    Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

    Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

    Nasional
    Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

    Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

    Nasional
    Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

    Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

    Nasional
    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Nasional
    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Nasional
    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Nasional
    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Nasional
    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Nasional
    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Nasional
    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Nasional
    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Nasional
    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com