Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sherny Tiba di Lapas

Kompas.com - 13/06/2012, 14:41 WIB
Pingkan E Dundu

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com- Setelah dari Kejaksaan Agung, terpidana perkara korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia Sherny Kojongian (49) langsung menuju Lapas Wanita Dewasa Tangerang, Rabu (13/6/2012).

Dia tiba ke Lapas dikawal petugas dari polisi dan Kejaksaan Agung, serta Kepala Kejari Jakarta Pusat Febrytrianto pukul 11.30.

Terpidana Sherny menggenakan pakaian kaos berwarna hitam dan dipasukan dengan celana panjang berwarna hitam. Sangat kontras dengan kulitnya yang putih.

Penyerahan terpidana dilakukan Febrytrianto dan diterima Kepala Lapas Wanita Tangerang Etty Nurbaiti. Setelah melakukan pengurusan berkas terpidana, rombongan Kepala Kejari Jakarta Pusat langsung pulang.

Sekitar pukul 12.00-an, penasehat hukum dari OC Kaligis & Associates Afrian Bondjol masuk menjenguk terpidana di ruang tamu Lapas tersebut.

Terpidana 20 tahun

Pagi tadi sekitar pukul 08.30, Sherny tiba di Terminal Kedatangan 2E Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan langsung dibawa ke mobil menuju Kejaksaan Agung. Sempat terjadi kericuhan sebagai protes wartawan kepada polisi dan Kejaksaan Agung yang didampingi Kepala Kejari Jakarta Pusat Febrytrianto. Mereka menahan laju kendaraan rombongan.

Aksi protes itu dilakukan wartawan dan fotografer dari media cetak, online, dan televisi yang berjubel menunggu kedatangan terpidana karena kecewa tidak mendapat keterangan pers sedikitpun dari pihak penjemput terpidana.

Sherny, terpidana korupsi senilai Rp 1,95 triliun, yang baru tiba dari Fransisco itu dijaga ketat petugas keamanan. Sherny memakai penutup kepala berupa kerudung dan kacamata berwarna coklat.

Sherny adalah mantan Direktur Kredit Bank Harapan Sentosa (BHS) yang menerima kucuran dana BLBI pada krisis moneter tahun 1997.Terpidana telah dijatuhi hukuman 20 tahun kurungan penjara pada tahun 2002 lalu. Dia ditangkap interpol Amerika Serikat di San Fransisco.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com