Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruang Banggar Rp 11,4 Miliar Masih Terlalu Mahal

Kompas.com - 11/06/2012, 16:41 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Total pengeluaran untuk renovasi ruang Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat senilai Rp 11,4 miliar dinilai masih terlalu mahal. Komisi Pemberantasan Korupsi didesak fokus dalam penyelidikan proyek itu lantaran diduga ada penyimpangan.

"Ini sungguh sangat memperihatin kita. Kalau tetap ngotot angka sebesar Rp 11,4 miliar ini dipertahankan, publik menunggu KPK untuk masuk dalam penyelidikan ruang banggar ini," kata Uchok Sky Khadafi Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA di Jakarta, Senin (11/6/2012).

Uchok mengatakan, seharusnya Sekretariat Jenderal DPR selaku pelaksana bisa mengurangi lagi biaya renovasi. Sebelumnya, pihak Sekjen mengklaim telah melakukan penghematan sebesar sebesar Rp 8.533.000.000 . Awalnya, total pengeluaran sebesar Rp 19.990.000.000 . Setelah berbagai barang impor ditukar dengan barang yang lebih murah, biaya menjadi Rp 11,4 miliar.

Uchok mengkritik sikap Badan Kehormatan DPR dalam pengusutan dugaan mark up yang dilakukan politisi DPR. Pasalnya, tidak ada satu pun politisi yang dianggap melakukan pelanggaran.

"Orang BK itu anggota Dewan juga. Jadi tidak mungkin "jeruk makan jeruk". Yang ada saling melindungi," ucap dia.

Seperti diberitakan, ruang Banggar yang terletak di lantai II Gedung Nusantara II diresmikan siang tadi. Setelah terbengkalai sekitar lima bulan, ruang seluas 800 meter persegi itu akan dipakai dalam rapat-rapat pembahasan anggaran selanjutnya.

KPK pernah menyebut tengah melakukan penyelidikan proyek itu. Badan Pemeriksa Keuangan juga melakukan audit. Namun, hingga saat ini tak jelas ada atau tidaknya penyimpangan dalam proyek itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com