Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan Dihalangi Masuk ke Gedung MNC Tower

Kompas.com - 08/06/2012, 23:29 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wartawan yang hendak meliput penggeledahan KPK di gedung MNC Tower, sempat dihalang-halangi masuk oleh satuan pengamanan.

KPK sejak Jumat (8/6/2012) sore menggeledah kantor PT Bhakti Investama, yang berada di lantai 5 gedung MNC Tower di Jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat.

Wartawan yang berkumpul sejak pukul 19.00 WIB, tak boleh masuk ke dalam gedung. Puluhan wartawan dari media cetak dan elektronik hanya boleh menunggu di depan lobi gedung MNC Tower.

Menurut salah satu wartawan yang tak diperbolehkan masuk oleh satuan pengamanan gedung MNC Tower, Iqbal, ada puluhan wartawan yang masih menunggu di lobi. "Kami tak boleh masuk dan hanya diperkenankan menunggu di depan lobi. Padahal sudah menunggu sejak pukul 19.00," katanya.

Tak hanya wartawan, penyidik KPK awalnya juga tak diperbolehkan masuk oleh satuan pengamanan gedung MNC Tower. KPK menggeledah kantor Bhakti Investama, terkait dengan penangkapan yang dilakukan KPK pada Rabu siang lalu.

KPK menangkap pegawai pajak Tommy Hindratno dan seseorang yang diduga suruhan pimpinan Bhakti Investama, James Gunarjo.

James diduga menyuap Tommy, terkait pengurusan persoalan pajak PT Bhakti Investama. Sebelumnya Head of Investor Relationship and Corporate Secretary PT Bhakti Investama, Robert Satry, membantah perusahaannya terkait dengan penangkapan James dan Tommy. Robert juga membantah perusahaannya memiliki persoalan pajak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com