Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KY Akan Seleksi Ulang Calon Hakim Agung

Kompas.com - 05/06/2012, 21:58 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Yudisial akan kembali melakukan seleksi calon hakim agung untuk memenuhi permintaan Mahkamah Agung tambahan empat hakim agung baru.

"MA (Mahkamah Agung) minta empat hakim agung. Kami akan umumkan kepada publik dalam minggu ini proses pendaftaran dibuka," kata Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial (KY) Muzayyin Mahbub di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (5/6/2012).

Sebelumnya, KY telah menyerahkan 12 nama calon hakim agung ke DPR untuk dilakukan fit and propert test. Namun, jumlah itu tidak sesuai dengan yang diminta Komisi III DPR, yakni 15 calon untuk diseleksi menjadi lima calon hakim agung sesuai permintaan MA. Dalam undang-undang, calon hakim agung harus tiga kali dari yang dibutuhkan.

Komisi III akan melakukan pertemuan dengan pimpinan KY pada pekan ini untuk meminta tambahan tiga calon lain.

Muzayyin mengaku tak tahu apakah KY nantinya akan menyerahkan tiga nama itu dengan mengambil calon yang tak lolos atau melakukan seleksi ulang dengan menggabungkan pada seleksi berikutnya. Jika digabungkan, berarti KY akan melakukan seleksi untuk mendapatkan lima hakim agung.

Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir Djamil mengatakan, pihaknya tak akan menunggu proses seleksi di KY untuk memulai fit and proper test lantaran memakan waktu. Kemungkinan, kata dia, pihaknya akan meminta KY untuk mengirimkan tiga orang terbaik dari calon-calon yang tak lolos seleksi.

Wakil Ketua Komisi III Aziz Syamsuddin mengatakan, sikap Komisi III yang meminta tambahan tiga nama lagi kepada KY bukan bentuk intervensi. Langkah itu, kata Aziz, agar ada efisiensi penggunaan anggaran seleksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com