Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyeludup Manusia Rekrut ABK Bawah Umur Indonesia

Kompas.com - 04/06/2012, 15:04 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

PERTH, KOMPAS.com - Para penyeludup manusia sekarang lebih banyak merekrut ABK di bawah umur di Indonesia, guna membawa para pencari suaka ke Australia, karena perubahan kebijakan baru-baru ini.

Menurut Polisi Federal Australia (AFP), berdasarkan kebijakan terbaru yang tidak lagi menggunakan x-ray jari guna menentukan usia seseorang, sekarang sulit untuk menentukan dengan pasti usia para awak kapal asal Indonesia yang membawa para pencari suaka tersebut.

Polisi mengatakan, para kriminal ini sekarang tahu benar apa yang terjadi, sehingga mereka mencari ABK asal Indonesia yang terlihat masih muda.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, pemerintah Federal mengubah proses penentuan umur setelah para ahli medik dan para pegiat pengungsi mengatakan bahwa penggunaan x-ray tidak akurat. Petugas imigrasi sekarang hanya mewawancarai para ABK, dan akan memulangkan mereka bila mereka ragu-ragu mereka berusia di bawah 18 tahun. Mereka kemudian dipulangkan ke Indonesia.

Asisten Commisioner AFP, Ramzi Jabbour, mengatakan, polisi sekarang jarang sekali mengadili para remaja yang masih di bawah umur.

"AFP hanya akan mengadili mereka, bila kasusnya serius misalnya mereka datang beberapa kali atau terlibat dalam insiden serius." kata Jabbour, seperti dikutip The West Australian.

Menurut Jabbour, para penyelidik manusia tampaknya sadar akan adanya perubahan kebijakan. Dari 98 ABK yang tiba di Australia dari masa 21 Desember 2011 sampai 23 Mei lalu, hanya empat di antaranya ditahan. Selebihnya dipulangkan kembali ke Indonesia.

Sementara itu, jumlah kapal yang membawa pencari suaka asal Indonesia semakin meningkat. Dalam empat hari terakhir, angkatan laut Australia berhasil mencegat 4 kapal, sehingga jumlah pencari suaka mencapai 3700 orang. Dengan demikian, sudah ada 48 kapal yang tiba di Christmas Island pada tahun 2012 ini, dengan rata-rata 570 orang datang setiap bulannya.

Padahal pemerintah Australia hanya menganggarkan biaya untuk memproses 450 orang setiap bulannya.

Saat ini, terjadi kemandekan di parlemen mengenai bagaimana harus mengatasi kedatangan para pencari suaka. Pemerintah Partai Buruh menginginkan adanya pertukaran pencari suaka dengan Malaysia , dan pembukaan proses penanganan pencari suaka di Nauru.

Pihak oposisi menentang solusi Malaysia, dan menghendaki pemerintah mengusir kembali kapal-kapal yang hendak memasuki perairan Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com