Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IBI Darmajaya Minta Maaf Soal Foto Palsu Sukhoi

Kompas.com - 16/05/2012, 14:46 WIB
Yulvianus Harjono

Penulis

BANDAR LAMPUNG,KOMPAS.com - Pihak IBI Darmajaya meminta maaf kepada publik terkait perbuatan salah satu mahasiswanya, Yogi Samtani, yang mengunggah foto palsu korban kecelakaan pesawat Sukhoi.

Humas IBI Darmajaya Bandar Lampung, Novita Sari, dihubungi Rabu (16/5/2012) mengatakan, pihak universitas melalui Wakil Rektor 1 Abdul Azis menyampaikan permohonan maaf atas tindakan Yogi yang tercatat sebagai mahasiswa Semester IV Jurusan Ekonomi Manajemen IBI Darmajaya.

"Meskipun itu kelalaian pribadinya, namun sebagai institusi tempatnya menimba ilmu, kami secara profesional meminta maaf, baik kepada keluarga korban kecelakaan pesawat Sukhoi maupun masyarakat Indonesia secara umum," ujar Novita. Yogi saat ini tengah diperiksa penyidik di Markas Besar Polri terkait perbuatannya yang mengunggah foto palsu korban pesawat Sukhoi.

Foto yang kemudian asalnya diketahui dari sebuah situs di Brazil ini sempat beredar luas di situs jejaring sosial Facebook dan Twitter. Penayangan foto ini lalu dikecam banyak pihak karena dianggap tidak etis apalagi ternyata palsu. Novita menambahkan, perbuatan Yogi itu tidak akan memengaruhi statusnya sebagai mahasiswa di IBI Darmajaya.

"Ia tidak akan diberhentikan. Ia telah cukup terpukul atas kejadian itu dan telah menyerahkan diri. Kami pun mengetahui ternyata ia sama sekali tidak bermaksud jahat. Ia tidak tahu jika foto yang didapatnya dari BBM (Blackberry Messenger) grup itu ternyata palsu," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com