Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Heroik Tim Evakuasi Korban Sukhoi

Kompas.com - 15/05/2012, 06:28 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Tim SAR Gabungan kesulitan mengangkat jenazah korban Sukhoi Superjet 100 yang berada di tebing Manik atau di dasar tebing lantaran medannya cukup berat.

Setelah mendapatkan jenazah, mereka harus menariknya dari tebing, lalu dibawa secara estafet untuk mencapai Puncak Manik.

Tempat jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 berada pada posisi 100 meter di tebing Manik, dan untuk mencapai tebing Manik harus menempuh perjalanan sekitar 1 kilometer.

"Untuk mencapai tebing pun sangat berbahaya karena harus melewati jalan kecil di antara jurang dengan berpegangan ke karmantel (tali)," kata Reza, seorang anggota Pramuka yang ikut membantu tim evakuasi, Senin (14/5/2012).

Ia pun merasa ngeri melihat medan untuk mencapai tebing tersebut yang jauh dari pikirannya saat memutuskan menjadi tim pengangkat jenazah yang berhasil dievakuasi dari tebing.

"Bayangkan saja, saya yang berada di kelompok lima harus melewati jalan kecil di antara jurang," ucapnya.

Anggota TNI yang melakukan evakuasi di sekitar tebing menjelaskan bahwa yang terlihat dari kejauhan merupakan puing-puing ekor pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh dan meledak.

"Sementara badannya itu jatuh ke bawah sampai ke dasar tebing," ucapnya.

Sementara di tebing sendiri ada beberapa titik yang menjadi letak puing-puing pesawat naas tersebut. "Di tebing saja ada sekitar tiga titik," ucapnya.

Selain itu, untuk mencapainya sangat sulit karena saat turun harus memutar ke tempat aman terlebih dahulu sehingga tidak bisa langsung ke lokasi puing-puing pesawat.

"Sulit memang karena tebingnya sangat curam dan dalam," ujarnya.

Tim SAR Gabungan menegaskan bahwa pihaknya tidak menargetkan waktu pencarian korban. Meski idealnya hanya tujuh hari, tetapi karena ini merupakan masalah kemanusiaan, maka petugas akan tetap mencari korban.

"Ini, kan, tragedi kemanusiaan, kami tetap berusaha mencari," ujar Penanggung Jawab Operasi Basarnas Sumartono kepada wartawan di Posko Cijeruk, Bogor, Jawa Barat, Senin siang.

Namun, jika sudah terlalu lama dan belum seluruhnya terevakuasi,   jumlah tim kemungkinan yang akan dikurangi.

"Mungkin intensitas pencarian yang dikurangi jumlahnya, tetapi tetap diusahakan dicari jika belum terevakuasi," tuturnya. (Adi Suhendi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Nasional
    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Nasional
    Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

    Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

    Nasional
    Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

    Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com