Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korup Kok Bisa Dapat Penghargaan?

Kompas.com - 02/05/2012, 09:02 WIB

KOMPAS.com — Peringatan Hari Otonomi Daerah, Rabu (25/4/2012), di Jakarta, berlangsung meriah. Sebanyak 33 kepala daerah menerima penghargaan atas peringkat baik kinerja pemerintahannya.

Di tingkat provinsi, ”juara lomba” kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah itu adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Sepuluh kabupaten yang juga mendapat penghargaan secara berturut-turut adalah Sleman, Wonosobo, Boyolali, Karanganyar, Jombang, Luwu Utara, Kulon Progo, Pacitan, Sukoharjo, dan Bogor. Adapun peringkat kesatu sampai kesepuluh untuk tingkat kota adalah Yogyakarta, Magelang, Tangerang, Semarang, Samarinda, Bogor, Sukabumi, Depok, Makassar, dan Cimahi.

Beberapa warga dari daerah penerima penghargaan langsung mengernyitkan kening. ”Kok bisa Semarang yang wali kotanya tersangka dan sekdanya (sekretaris daerahnya) sudah divonis satu setengah tahun dapat penghargaan,” kata Wahyu, warga asal Semarang.

Wali Kota Semarang Soemarmo Hadi Saputro ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan suap kepada DPRD Kota Semarang untuk melancarkan pembahasan APBD. Sebelumnya, pejabat tertinggi dalam birokrasi Pemkot Semarang—Sekda (nonaktif) Akhmat Zaenuri—divonis 1 tahun 6 bulan penjara untuk kasus sama.

Kasus dugaan korupsi dana rehabilitasi perumahan bersubsidi juga menjerat Bupati Karanganyar Rina Iriani Sri Ratnaningsih.

Kota Bogor tahun ini naik ke peringkat keenam setelah tahun lalu berada di posisi kesepuluh. Namun, perbaikan kinerja pemerintah tetap tidak terasa. Angkutan umum tidak tertata, izin trayek seakan dilepas tanpa kendali. Akibatnya, Bogor tidak lagi disebut kota hujan, tetapi kota seribu angkot.

Dalam penataan kota juga demikian. Pasar tumpah membuat Jalan Suryakencana kumuh setiap petang menjelang. Jalur kendaraan menjadi sangat sempit, tiada perubahan dari tahun ke tahun. Ini disebabkan izin pembangunan pasar modern yang berlebihan. Pasar Ramayana yang dahulu menjadi pasar induk sayur diubah menjadi Bogor Trade Mall. Pedagang sayur hijrah ke Jalan Suryakencana.

Di tingkat provinsi, selain beberapa prestasi, kekurangan juga masih tampak menonjol. Sulawesi Selatan, misalnya, belum menyelesaikan jalur trans-Sulawesi Maros-Parepare sejak 2008. Padahal, jalur ini sangat penting untuk perekonomian.

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengelak dan menyebut semua provinsi punya masalah dengan infrastruktur, terutama jalan. Apalagi kondisi anomali cuaca dan frekuensi penggunaan jalan akibat pertumbuhan ekonomi membuat jalan semakin terbebani. Selain itu, ujarnya, Sulsel menyuplai beras di 17 provinsi lain. Sebaliknya, anggaran pemeliharaan jalan sangat terbatas. Karena itu, ia berupaya meminjam anggaran dari Menteri Keuangan.

Sementara Jawa Timur masih berkutat dengan tingginya belanja pegawai dan pemerataan kualitas Indeks Pembangunan Manusia. Menurut Gubernur Jatim Soekarwo, setelah dikaji, belanja pegawai pada APBD provinsi tidak mencapai 50 persen. Belanja pegawai hanya tinggi di Ngawi, yakni 69 persen dari APBD-nya. Itu pun akibat pendapatan asli daerahnya rendah.

Di sisi lain, Soekarwo mencatat beberapa prestasi, seperti berani menolak impor garam dan daging. Impor produk yang sudah dihasilkan Jatim, bahkan surplus, jelas perlu ditolak.

Adapun Jateng kini menghadapi tidak harmonisnya hubungan gubernur dan wakil gubernur. Namun, kata Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Djohermansyah Djohan, sepanjang tidak mengganggu pengambilan dan pelaksanaan kebijakan, hal itu tidak termasuk penilaian.

Kendati demikian, banyaknya catatan pada daerah yang dinilai berkinerja baik tentu membuat warga mengernyitkan kening. Kok dapat penghargaan? (Nina Susilo)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' di Pilkada Jakarta

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" di Pilkada Jakarta

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Nasional
Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com