Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN: KPK Mencari-cari Kesalahan Wa Ode

Kompas.com - 24/04/2012, 18:43 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Amanat Nasional menilai Komisi Pemberantasan Korupsi  hanya mencari-cari kesalahan kadernya, Wa Ode Nurhayati, terkait penetapan kembali tersangka dugaan melakukan pencucian uang. PAN mempertanyakan dari hasil kejahatan apa pencucian uang tersebut.

"Uang kejahatan apa yang dipakai WON? Dia selama ini dituduh menerima suap calo anggaran, kan?" kata Sekretaris Fraksi PAN Teguh Juwarno, melalui pesan singkat, Selasa (24/4/2012).

Teguh dimintai tanggapan kembali dijeratnya Wa Ode oleh KPK. Kali ini, Wa Ode dijerat Pasal 3 atau 4 atau 5 Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang. Namun, pihak KPK belum dapat menjelaskan secara detail dalam bentuk apa pencucian uang yang dilakukan Wa Ode dan berapa nilainya.

Sebelumnya, Wa Ode dijerat dengan dugaan menerima suap terkait pengalokasian dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) ketika menjadi anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR.

Teguh mengatakan, pihaknya tidak pernah tahu jika KPK mengusut kasus pencucian uang. "Pengenaan pasal pencucian uang sangat mengejutkan kami. Yang kami tahu, WON memang pengusaha sebelum menjadi caleg (calon legislatif)," kata dia.

Anggota Komisi I DPR itu menambahkan, biarlah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang membuktikan benar atau tidaknya semua tuduhan KPK. "Kami minta kepada WON untuk membuka semua sejujur-jujurnya agar kebenaran terkuak," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Nasional
    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com