JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, menyatakan masalah pidato internal Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang bocor ke publik tak perlu diperdebatkan.
Ia mengaku tidak mengetahui oknum yang menyebarkan rekaman pidato tersebut.
"Sebenarnya apa yang disampaikan Pak SBY itulah yang terjadi. Jadi jangan kita saling pro kontra. Bagi kami apa yang disampaikan Pak SBY itu yang kami pegang," kata Sutan di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (11/4/2012).
Sutan juga meminta pembahasan SBY tentang Megawati Soekarnoputri yang juga pernah menaikkan harga BBM saat pemerintahannya, tak perlu dibesar-besarkan.
"Ini sudah sering kita lakukan juga bahasannya di talkhow-talkshow. Masalahnya kan karena kebetulan yang ngomong ini pak SBY. Lalu apa bedanya. Dibocorkan atau tidak ini masalah etika saja. Sudah jangan dibesar-besarkan," pungkas Sutan.
Sebelumnya diberitakan, dalam pidato itu, Presiden sempat mengeluhkan juga bahwa penolakan kenaikan harga BBM oleh sejumlah partai dan kelompok tertentu terjadi karena mereka ingin menjatuhkan pemerintahan bukan untuk kepentingan ekonomi Indonesia.
Padahal, menurutnya, jika paripurna DPR tidak menyepakati masuknya pasal 7 ayat 6a Undang-Undang APNNP 2012 ekonomi Indonesia akan kolaps.
Oleh karena itu, SBY menyebut partai dan kelompok yang memberontak itu tidak pantas mengatasnamakan berjuang untuk kepentingan rakyat.
Ia juga sempat mempertanyakan mengapa kebijakannya untuk kenaikan harga BBM itu ditentang. Padahal di zaman presiden Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) juga pernah menaikkan harga BBM atas alasan menyelamatkan APBN.
"Jadi kali ini (penolakan) bukan untuk rakyat, tetapi supaya SBY, pemerintah, dan Demokrat jatuh," tutur SBY seperti dikutip dalam rekaman tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.