Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Akui Situasi Politik dan Sosial Memanas

Kompas.com - 31/03/2012, 21:48 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II, Sabtu (31/3/2012) malam ini menggelar rapat kabinet. Rapat tersebut membahas hasil Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat terkait Anggaran Pembahasan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2012.

Dalam sambutan pembukannya, Yudhoyono mengakui kalau situasi politik dan sosial dalam minggu-minggu terakhir ini memanas. Dia pun meminta jajaran menteri kabinet untuk tenang, berpikir jernih, dan rasional menanggapi situasi yang memanas di tengah isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Kita kembalikan pada misi dan tanggung jawab kita sebagai pemerintah, menjalankan roda pemerintahan, melanjutkan pembangunan, melindungi kehidupan rakyat seraya meningkatkan kesejahterannya. Sebuah misi yang diamanahkan kepada saya dan juga wakil presiden dan juga pemerintah yang saya pimpin sekarang ini," kata Yudhoyono kepada para menterinya.

Dalam kehidupan negara demokrasi, katanya, hal ini biasa terjadi. Selama hampir delapan tahun menjalankan roda pemerintahan ini, katanya, beberapa kali muncul situasi memanas yang merupakan totalitas dari berbagai persoalan yang mengemuka, termasuk pengaruh ekonomi dunia terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.

Yudhoyono pun menyinggung proses politik yang terjadi dalam Rapat Paripurna DPR semalam. Melalui proses politik yang amat dinamis di DPR, disahkan lah APBNP 2012. Pengesahan APBNP 2012 tersebut tidak berimbas kenaikan harga BBM bersubsidi per 1 April 2012. Disepakati, pemerintah baru memiliki kewenangan menaikan harga BBM jika harga minyak mentah rata-rata Indonesia dalam kurun waktu berjalan, yaitu 6 bulan mengalami kenaikan atau penurunan lebih dari 15 persen.

Menanggapi hasil rapat paripurna tersebut, kata Yudhoyono, pemerintah akan melakukan konsolidasi untuk menata segalanya. "Setelah itu bergerak ke depan untuk menjaga perekononmian kita untuk menjalankan tugas kita, baik tugas pemerintahan umum, maupun tugas pembangunan," ujar Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu.

Adapun sidang kabinet malam ini, kata Yudhoyono, dirancang untuk mendapat penjelasan yang utuh dari menteri terkait APBNP 2012.

"Tentu ada implikasi, ada konsekuensi, ada tugas-tugas lanjutan yang mesti dijalankan pemerintah untuk mencapai sasaran APBN atau sasaran pembangunan ekonomi," kata Yudhoyono.

Hasil rapat kabinet ini kemudian akan disampaikan presiden melalui siaran pers malam ini. "Akan saya sampaikan penjelasan yang ditujukan seluruh masyarakat Indonesia, pelaku ekonomi, pelaku dunia usaha, baik domestik maupun dari negara sahabat, karena saya tahu mereka sangat peduli dengan kebijakan kita, dengan APBN kita, dan apa saja yang akan dilaksanakan oleh Indonesia, oleh pemerintahnya seraya untuk menjaga pertumbuhan yang positif," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Nasional
    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

    Nasional
    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Nasional
    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Nasional
    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    Nasional
    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

    Nasional
    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com