Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas: Demo Kenaikan Harga BBM Dipolitisasi

Kompas.com - 26/03/2012, 19:38 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puncak aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan berlangsung besok, Selasa (27/3/2012). Enam demo besar-besaran akan mengepung Ibu Kota Jakarta, meminta pemerintah membatalkan kenaikan itu.

Menurut Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, kenaikan harga BBM yang seharusnya adalah isu ekonomi, kini dipolitisasi. Hal ini yang mengakibatkan banyak pro dan kontra terkait kebijakan pemerintah tersebut. Demo yang bermunculan belakangan adalah akibat dari pro dan kontra tersebut.

"Kenaikan harga BBM itu isu ekonomi, isu energi. Bisa menjadi isu politik yang sangat tinggi sekarang dan sudah dipolitisasi isunya. Padahal, kenaikan harga BBM sekarang ini tidak beda dengan kenaikan BBM pada tahun-tahun yang lalu di zaman Pak Gus Dur, di zaman Soeharto, dan presiden lainnya," ujar Anas di Jakarta Pusat, Senin (26/3/2012).

Ia menyarangkan, daripada berunjuk rasa, alangkah baiknya dicari mengapa harga BBM perlu naik dan mengantisipasi dampak dari kenaikan tersebut. Kenaikan harga BBM, kata Anas, untuk penyelamatan ekonomi nasional yang jelas, rasional, dan bisa diterangkan dengan gamblang. Tetapi rasionalitas itu, menurutnya, memang tidak mudah disepakati secara politik.

"Bagi Demokrat, yang paling penting adalah jika harga BBM naik, maka rakyat miskin dan semi-miskin itulah yang harus dilindungi," ujarnya. Ia berharap, aksi-aksi penolakan kenaikan harga BBM bisa berjalan damai dan menghindari aksi anarkis.

Aksi besar-besaran menolak kenaikan harga BBM akan berlangsung di beberapa lokasi, seperti di Gedung DPR/MPR, Monumen Nasional, dan Bundaran Hotel Indonesia (HI). Untuk mengamankan demontrasi tersebut, aparat kepolisian akan mengerahkan lebih dari setengah pasukannya, yakni mencapai 22.458 personel. Dari jumlah itu, sebanyak 8.254 personel berasal dari TNI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com