Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surplus Beras 2014 Terancam Gagal

Kompas.com - 22/03/2012, 03:12 WIB

Jakarta, Kompas - Target kemandirian pangan dengan surplus beras nasional minimal 10 juta ton per tahun akhir tahun 2014 sulit tercapai. Berbagai kendala menghadang.

Hal ini antara lain didasarkan pada prediksi iklim yang menyebutkan, tahun 2013 merupakan tahun El Nino, yang menyebabkan kekeringan. Antisipasi menghadapi ancaman itu diperlukan.

Demikian paparan dalam seminar yang diselenggarakan Masyarakat Hidrologi Indonesia di Jakarta, Selasa (20/3). Seminar itu menyambut Hari Air Dunia pada 22 Maret, yang bertema ”Adaptasi Perubahan Iklim dan Bencana terhadap Ketahanan Pangan Dalam Rangka Pencapaian Target Surplus Beras 10 Juta Ton Tahun 2014”. Hari Air Dunia tahun 2012 bertema ”Water and Food Security”.

Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sri Woro B Harijono, seiring meningkatnya kejadian bintik matahari hingga puncaknya tahun 2013, wilayah Indonesia akan terdampak El Nino, yaitu curah hujan minim.

Kondisi ini bisa memperkecil pencapaian target surplus beras. Menurut dia, surplus hanya tercapai 3,6 juta ton, tidak sampai 10 juta ton per tahun.

Direktur Pengairan dan Irigasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional M Donny Azdan pun melihat perubahan iklim saat ini tantangan terbesar pertanian.

Wilayah Indonesia akan menghadapi peningkatan kejadian hidrologi ekstrem sehingga mengakibatkan banjir dan kekeringan. Penelitian University of California tahun 2012 menyebutkan terjadi redistribusi presipitasi dari daerah lintang tengah ke daerah lintang tinggi dan rendah. ”Daerah yang cenderung basah akan semakin basah dan sebaliknya yang kering kian kering,” ujarnya.

Perubahan siklus hidrologi yang ekstrem ini menyebabkan anomali musim beberapa tahun terakhir di Indonesia. Musim kemarau dan musim hujan bergeser, baik pada awal musim maupun panjang musim.

Observasi BMKG, di beberapa daerah musim hujan mengalami pergeseran maju sampai 60 hari, seperti Sumatera Barat, Jambi, Jayapura, dan Merauke. Di daerah lain mundur sampai 30 hari, antara lain, Banten dan Jakarta. Di Indramayu, Jawa Barat, kemarau berkepanjangan menyuburkan hama. (YUN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com