Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejaksaan Agung Kejar Transaksi dan Investasi Dhana

Kompas.com - 09/03/2012, 12:58 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kejaksaan Agung hingga kini masih terus menelusuri aliran uang tersangka kasus dugaan korupsi dan pencucian uang, Dhana Widyatmika, yang tersebar di beberapa tempat. Menurut Direktur Penyidikan Jaksa Muda Agung Pidana Khusus, Arnold Angkouw, uang Dhana ini mengalir lewat transaksi perbankan dari satu bank ke bank lainnya baik secara pribadi maupun menuju ke perusahaan.

"Kita mengecek aliran dana transaksi-transaksi lewat perbankan karena transaksi lewat perbankan ini kan cukup ruwet dan itu kelihatannya dari satu bank ke bank lainnya. Tapi terdeteksi bahwa memang si DW memiliki uang yang cukup besar dan itu berasal dari transaksi baik pribadi maupun ada beberapa perusahaan," jelas Arnold di Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (8/3/2012) malam.

Arnold menuturkan, selain aliran uang Dhana di deposito bank, sebagian uangnya juga diinvestasikan melalui reksa dana untuk sejumlah perusahaan. Namun, Arnold enggan menyebut nominal pasti uang milik Dhana itu. "Miliaran dalam bentuk deposito maupun reksadana, dalam negeri maupun luar negeri untuk investasi perusahaan-perusahaan di luar negeri. Lalu nanti dividennya masuk ke rekeningnya dia di bank itu," jelas Arnold.

Belum diketahui, di antara aliran uang itu, mana yang merupakan uang dugaan korupsi Dhana di Direktorat Jenderal Pajak. "Penelusuran ini akan makan waktu dan itu akan kita kejar terus. Kita belum dapat datanya (perusahaan) di luar negeri. Tentu saja kalau perusahaan luar negeri agak sulit. Cuma di bank itu dia akan membantu dan ini akan terus ditelusuri," ujar Arnold.

Selain sebagai pegawai negeri sipil di Direktorat Jenderal Pajak, Dhana juga seorang pebisnis. Ia memiliki bisnis showroom mobil dan minimarket. Belakangan diketahui, ia juga berinvestasi untuk proyek perumahan Woodhills Residence di Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, dengan salah satu perusahaan yang diperiksa Kejaksaan Agung, yaitu PT Bangun Persada Semesta (BPS). Kejaksaan Agung menduga ini salah satu bentuknya dalam dugaan tindak pidana pencucian uang dari hasil korupsinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

    Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

    Nasional
    Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

    Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

    [POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

    Nasional
    MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

    MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

    Nasional
    Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Nasional
    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Nasional
    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Nasional
    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Nasional
    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Nasional
    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Nasional
    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Nasional
    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com