Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto: Tuduhan Ramadhan Pohan Bodoh

Kompas.com - 03/03/2012, 19:26 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto menyesalkan pernyataan Wakil Sekertaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan yang menganggapnya ingin menggulingkan pemerintahan.

Wiranto menganggap pernyataan itu sebagai sebuah bentuk kepanikan atas banyaknya masalah yang menerpa partai pimpinan Anas Urbaningrum.

“Itu pernyataan bodoh yang tak ada dasarnya. Saya malah merasa kasihan dengan Ramadhan Pohan. Mungkin karena mereka panik akibat banyaknya masalah, akhirnya malah menyalahkan partai lain,” kata Wiranto saat ditemui dalam acara bedah buku di Balai Soedjatmoko, Toko Buku Gramedia Solo, Sabtu (3/3/2012) siang.

Wiranto pun tegas menampik seluruh tuduhan yang dialamatkan kepadanya oleh Ramadhan Pohan. Menurut Wiranto, ada tiga tuduhan yang diarahkan kepadanya. Pertama, soal rencana melakukan tindakan institusional menggulingkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kedua, merekayasa kasus Nazaruddin dengan menempatkan Elza Syarif yang merupakan kader Hanura sebagai pengacara. Ketiga, merasa sakit karena dua kali dikalahkan oleh SBY dalam pemilihan presiden (pilpres).

“Kalau pun mau jadi presiden, saya bisa melakukannya saat 1998. Tapi, saya tetap ikut nyalon dan sesuai prosedur,” kata Wiranto menjawab tuduhan pertama.

Untuk tuduhan kedua, Wiranto mengaku Elza Syarif adalah kader Partai Hanura. Namun, ia sama sekali tak memerintahkan agar Elza menjadi pengacara bagi Nazaruddin kemudian melakukan rekayasa dalam persidangan.

“Saya tak pernah mencampuri profesinya sebagai pengacara. Itu murni keinginannya sendiri tanpa ada campur tangan dari saya,” tutur Wiranto.

Sedangkan untuk tuduhan ketiga, Wiranto mengaku sama sekali tak sakit hati pada SBY, meski dua kali dikalahkan dalam Pilpres. Sebab, kalah menang dalam sebuah pemilihan adalah hal yang biasa dan harus diterima dengan jiwa besar.

Sejauh ini, Wiranto telah menginstruksikan pada seluruh kader Partai Hanura untuk tak terlalu banyak melakukan komentar atas tuduhan itu.

Wiranto juga sudah membentuk tim untuk mempelajari pernyataan Ramadhan Pohan guna mengambil sikap selanjutnya. “Masih dipelajari, belum akan memperkarakannya ke ranah hukum. Harusnya Pohan menanyakan langsung ke Ketua Dewan Pembinanya soal saya sebelum berkomentar,” katanya. (Ikrob Didik Irawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com