Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Mengaku Tiga Kali Antar Uang ke Anas

Kompas.com - 29/02/2012, 18:36 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saksi meringankan Muhammad Nazaruddin, Hery Sunandar mengaku pernah antarkan sejumlah uang ke kediaman Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

Hery adalah mantan sopir operasional keuangan PT Anugerah Nusantara (sekarang Permai Grup). Menurut Hery, dia tiga kali mengantarkan uang ke Rumah Anas di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, atas perintah Yulianis (Wakil Direktur Keuangan Permai Grup) saat itu.

"Iya dianter ke rumah Anas di Duren Sawit tahun 2009, 2010, 2011," kata Hery, menjawab pertanyaan tim kuasa hukum Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (29/2/2012).

Pada pengantaran pertama dan kedua, Herry mengaku memberikan titipan berupa amplop itu melalui penjaga rumah Anas.

Meskipun tidak melihat langsung wujud uang dalam amplop, Hery mengaku bisa merasakan kalau isi amplop tersebut adalah uang. "Saya tahu itu isinya uang karena pegangannya (dipegang terasa) lain," ungkap Hery.

Sementara pada pengantaran ketiga, Hery menyerahkan titipan dari Permai Grup itu melalui sopir Anas yang bernama Yadi.

Saat itu, katanya, Anas tidak ada di rumah sehingga Hery diminta menemui Yadi di sebuah restauran di kawasan Wolter Mongisidi, Tendean, Jakarta Selatan.

Kali ini, kata Hery, titipan itu dibungkus dalam bentuk kado. Hery mengaku tahu kalau kado itu berisi uang senilai 1 juta dollar Amerika Serikat karena melihat tanda terima yang tertera bersama paket kado tersebut.

"Ada tanda terimanya, saya disuruh langsung ke Duren Sawit, tapi di tengah jalan saya ditelepon Bu Furi (staf keuangan Permai Grup, Oktarina Furi) katanya Pak Anas tidak ada di rumah," ungkapnya.

Keterangan saksi-saksi meringankan yang dihadirkan pihak Nazaruddin dalam persidangan hari ini cenderung mengungkap kalau Anas pemilik sekaligus pengendali Grup Permai.

Saksi Hidayat, mantan sopir operasional PT Anugerah Nusantara mengaku pernah tiga kali mengantarkan mobil untuk Anas. Mobil pertama, merek Alphard B 15 OA, yang diantar sekitar 2009, kedua jenis Toyota Camry, dan mobil ketiga bermerek Harier.

Dalam kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games ini, Nazaruddin didakwa menerima suap berupa cek senilai Rp 4,6 miliar terkait pemenangan PT Duta Graha Indah (PT DGI) sebagai pelaksana proyek wisma atlet SEA Games.

Pihak Nazaruddin berdalih, cek tersebut tidak dinikmati Nazar melainkan langsung masuk dalam brankas Permai Grup, perusahaan yang menurutnya dimiliki Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com