Selain itu, semua dokumen penting lainnya habis terbakar. Pihak LP harus kembali mencatat ulang administrasi para napi melalui kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan.
Berdasarkan catatan Kompas, sejak tahun 2011 sudah ada tiga kerusuhan di LP Kerobokan. Kerusuhan pekan lalu merupakan yang terparah.
Berbagai kerusuhan ini juga membuat warga sekitar LP Kerobokan cemas. LP Kerobokan dikepung perumahan warga dan pertokoan serta berjarak sekitar tiga kilometer dari kawasan wisata Legian.
”Lemparan batu sampai di teras warung saya. Saya tutup dua hari,” kata Adial Adianto Arifin, pemilik warung nasi Padang di depan LP.
Jika napi dan petugas tidak lagi berdamai dan muncul kerusuhan lagi, Adial berharap agar LP Kerobokan direlokasi ke tempat lain saja.
Kerusakan fisik bangunan LP dan kerugian ekonomi yang menyertainya sepatutnya menjadi pelajaran yang ”mahal” buat pimpinan dan pengelola LP di Tanah Air. Perlakuan yang tidak manusiawi berpotensi memicu amarah di kalangan napi.