Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angie, Jadilah "Whistle Blower"

Kompas.com - 17/02/2012, 15:50 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games 2011, Angelina Sondakh, yang juga politisi Partai Demokrat, diminta bersikap terbuka. Angie, demikian Angelina biasa disapa, diminta untuk mengungkapkan segala hal yang diketahuinya di persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta.

"Kalau memang indikasi keterlibatan Angie kuat, saya menganjurkan alangkah jauh lebih baik apabila rekan Angie bersedia untuk menjadi whistle blower (pengungkap kasus), bahkan justice collaborator (pelaku yang bersedia bekerja sama demi penuntasan kasus). Bagaimanapun, Angie masih muda dan betapapun pahitnya persoalan yang dihadapi, tentu hari esok yang lebih baik masih dapat diraih," imbau anggota Fraksi Partai Demokrat di Parlemen, Didi Irawadi Syamsuddin, kepada Kompas.com, Jumat (17/2/2012).

Didi menegaskan, penggunaan hak ingkar tak akan banyak menolong Angie. Hal ini setidaknya terlihat dari kesaksian-kesaksian Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang dan mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Grup Yulianis di persidangan M Nazaruddin di Pengadilan Tipikor.

Angie, menurut Didi, tak mudah untuk mengelak. Kesaksian bahwa dia tak mengetahui kesaksian yang disampaikan Mindo dan Yulianis tak akan banyak memengaruhi penyidikan perkara tersebut.

"Dalam pengusutan kasus, yang dikejar bukan sekadar pengakuan, melainkan juga bukti-bukti dan data-data lain. Tentu satu sama lain akan di-cross check (diuji silang), dihubungkan kemudian dengan bukti-bukti, fakta-fakta hukum yang ada. Dengan demikian, nanti akan terlihat ada atau tidaknya kaitan antara fakta-fakta, bukti-bukti, dan lainnya," kata Didi.

Dalam kesaksiannya di persidangan Nazar, Rabu (15/2/2012), Angie antara lain mengaku tak pernah berhubungan dengan saksi lain dalam kasus ini, Mindo, melalui Blackberry Messenger (BBM). Angelina juga mengaku tak pernah memiliki Blackberry hingga tahun 2010.

Dalam berita acara pemeriksaan (BAP) untuk Mindo, terungkap adanya percakapan dengan Angie melalui BBM. Percakapan itu antara lain berupa permintaan uang kepada Mindo memakai sejumlah istilah, seperti "apel malang" untuk uang rupiah dan "apel washington" untuk dollar Amerika Serikat. Dalam persidangan, Angie membantah pernah berkomunikasi dengan Mindo melalui BBM.

"Saya baru pake BB (Blackberry) akhir tahun 2010," ujar Angie saat Ketua Majelis Hakim Darmawati Ningsih menanyakan apakah dia pernah mengundang Mindo untuk datang ke acara keluarga melalui BBM.

Saat ditanya lebih lanjut, Angelina menjawab, "Tidak, Yang Mulia." 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    Nasional
    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Nasional
    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Nasional
    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Nasional
    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Nasional
    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Nasional
    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Nasional
    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

    Nasional
    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    Nasional
    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Nasional
    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com