Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koster Bantah Terima Paket Uang Dalam Kardus

Kompas.com - 15/02/2012, 16:22 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dari fraksi PDI-Perjuangan, I Wayan Koster, membantah terima uang miliaran rupiah dari Permai Grup (perusahaan milik Muhammad Nazaruddin). Hal itu diungkapkan Koster saat bersaksi bagi terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (15/2/2012).

"Tidak pernah," kata Koster. Ihwal adanya miliaran uang Permai Grup yang mengalir ke Koster dan Angelina Sondakh terungkap dalam kesaksian sejumlah mantan pegawai Permai Grup.

Sopir Yulianis, Luthfi mengaku pernah diminta dua kali mengantar uang yang dibungkus dalam kardus ke ruangan Koster di lantai enam gedung DPR pada 5 Mei 2010. Uang pertama yang diantarkan Luthfi langsung ke ruangan Koster diterima salah seorang staf Koster. Sedangkan uang kedua, dijemput seseorang di basement gedung DPR.

Mendengar bantahan Koster soal uang ini, hakim Sofialdi mencecar politikus PDI-Perjuangan itu. "Saksi tidak terima? Jujur?" kata Sofialdi kemudian dijawab oleh Koster, "Tidak, jujur," katanya.

Walaupun mengaku tidak menerima uang yang diantar Luthfi itu, Koster membenarkan kalau di gedung DPR memang ada basement yang digunakan untuk lahan parkir. Basement tersebut, katanya, tidak dapat dimasuki sembarang orang. "Itu harus pakai kartu. Kalau anggota (DPR) itu ada kartunya, langsung dikasih," kata Koster.

Adapun Luthfi mengaku diperintah Yulianis (mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Grup) untuk mengantarkan uang ke gedung DPR. Setibanya di gedung DPR, Luthfi mendapat arahan dari Mindo Rosalina Manulang untuk mengantar ke ruangan Koster di lantai enam.

Menurut Yulianis, Permai Grup menggelontorkan uang Rp 2 miliar dan Rp 3 miliar ke Koster dan Angelina Sondakh. Hal itu dibantah Koster. Dia juga mengaku tidak mengenal Yulianis, tidak tahu Permai Grup, tidak tahu PT Duta Graha Indah (PT DGI) sebagai pelaksana proyek wisma atlet SEA Games.

Sebelumnya, Angelina juga membantah terima uang wisma atlet. Angelina yang juga menjadi tersangka kasus dugaan suap wisma atlet ini, mengaku tidak kenal Yulianis. Politikus Partai Demokrat itu juga mengaku tidak mengenal Jefri, lelaki yang disebut Rosa menjadi perantara pemberian uang ke Angelina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com