Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga "Urat Nadi" Tiga Sungai

Kompas.com - 25/01/2012, 00:21 WIB

Kerusakan hutan di hulu ketiga sungai itu telah mematikan sumber-sumber mata air. Selain itu, muncul pula masalah luapan banjir dan sedimentasi yang mengalir ke sungai akibat hilangnya vegetasi.

Aktivitas penebangan kayu yang dilakukan masyarakat, baik untuk dijual sebagai material bahan bangunan, kayu bakar, maupun untuk kepentingan ekonomi lainnya, telah menggunduli hutan. Dari perhitungan Anwar, luas hutan yang rusak saat itu sekitar 500 hektar.

”Penebangan liar itu mulai marak sejak tahun 2000. Setiap hari lebih kurang 30 meter kubik kayu yang diangkut dari hutan,” kata Anwar.

Bergerak

Kondisi itulah yang menggerakkan Anwar untuk berbuat sesuatu. Tidak bisa tidak, air merupakan kebutuhan pokok yang diperlukan setiap manusia. Kesadaran seperti itu semua orang sudah tahu. Tetapi, bagaimana orang bertindak menyelamatkan air merupakan hal lain.

Anwar pun tidak terpikir sama sekali untuk menunggu tindakan pemerintah. ”Mungkin sudah terlalu banyak yang pemerintah urus. Jadi, waktu itu pikiran saya, walaupun upaya kecil, yang penting mulai dulu saja dari diri sendiri,” ujarnya.

Jadilah, pada tahun 2007 Anwar berinisiatif menemui tokoh-tokoh masyarakat di kelima desa untuk membicarakan masalah tersebut. Ternyata gayung bersambut. Dari tukar pikiran itu, semua tokoh sepakat mengatasi masalah bersama-sama.

Dengan modal itu, Anwar mulai menyurvei lokasi-lokasi hutan yang mengalami kerusakan terparah. Sosialisasi kepada warga yang melakukan penebangan liar pun dilakukan.

”Setiap masuk hutan dan bertemu para pelaku penebangan, saya selalu ajak mereka bicara baik-baik dan menjelaskan dampak aktivitas tersebut tanpa menghakimi. Lama-lama mereka mau mengerti dan berhenti,” kata Anwar.

Pada 7 Januari 2008, dia mulai merealisasikan upaya menanami kembali areal hutan yang rusak. Anwar membentuk dan mengetuai organisasi bernama Lembaga Wanggu Lestari yang beranggotakan 21 orang perwakilan dari kelima desa. Kebutuhan dana sepenuhnya diambil dari hasil urunan warga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com