Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besok, Yulianis Jadi Saksi di Sidang Nazaruddin

Kompas.com - 24/01/2012, 17:45 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Yulianis, Wakil Direktur Keuangan PT Permai Group, akan menjadi saksi dalam persidangan terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin. Sidang tersebut akan berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2012).

Yulianis adalah salah satu saksi kunci yang selalu disebut dalam persidangan kasus wisma atlet ini. "Lihat saja besok. Untuk menyanggah, ada keterangan Nazaruddin," kata salah satu anggota tim kuasa hukum Nazaruddin, Ria Hoiriyah Irsyadi, di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (24/1/2012).

Peran Yulianis ini diungkapkan oleh Mindo Rosalina Manulang selaku Direktur Pemasaran PT Anugerah Nusantara, Mohamad El Idris selaku Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah, dan juga Nazaruddin. Menurut Mindo dan Idris, Yulianis adalah orang yang menerima commitment fee proyek wisma atlet berupa cek senilai Rp 4,3 miliar dari Idris. Berdasarkan kesaksian Rosa di persidangan, Yulianis juga disebut sebagai orang yang mengatur keuangan Permai Group, yang mencatat uang masuk dan keluar, serta menyimpan uang di tiga brankas milik Permai Group. Yulianis juga memegang kunci ketiga brankas tersebut. Permai Group merupakan perusahaan yang diketahui milik Nazaruddin dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Menurut Ria, selain Yulianis, ada lima saksi lain yang dijadwalkan akan memberikan keterangan besok. Salah satunya adalah Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam. Dalam kasus ini, Wafid divonis tiga tahun penjara atas perbuatannya menerima cek senilai Rp 3,2 miliar dari El Idris dan Rosa terkait pemenangan PT Duta Graha Indah sebagai pelaksana proyek wisma atlet. Rosa divonis 2,5 tahun penjara, sementara Idris divonis 2 tahun. "Yulianis, Oktarina Furi (staf keuangan Permai Group), Gerhana (pegawai Permai Group), dan Luthfi yang nganter uang," kata Ria.

Nazaruddin didakwa menerima pemberian berupa cek senilai Rp 4,6 miliar dari Rosa dan Idris terkait pemenangan PT DGI sebagai pelaksana proyek wisma atlet SEA Games 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Nasional
    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Nasional
    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com