Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yulianis Bisa Dihadirkan di Sidang Nazaruddin

Kompas.com - 19/01/2012, 22:56 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Keuangan Permai Grup, Yulianis, dapat dihadirkan di persidangan sebagai saksi bagi terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin.

Asalkan, keterangan Yulianis memang diperlukan tim jaksa penuntut umum dalam membuktikan tuduhannya terhadap Nazar. "Bisa saja kita hadirkan untuk menggali lebih jauh," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, di Jakarta, Kamis (19/1/2012).

Nazaruddin menyebut Yulianis sebagai pintu masuk untuk mengungkap peranan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dalam kasus wisma atlet ini.

Menurut Nazar, Yulianis yang menjadi orang kepercayaan Anas itu mengetahui pengeluaran dan pemasukan uang Grup Permai. Nazar juga menilai, cek Rp 4,3 miliar dari Mindo Rosalina Manulang dan Mohamad El Idris diterima Yulianis.

Cek tersebut merupakan alat bukti suap dalam kasus ini. Nazaruddin sendiri didakwa menerima suap berupa cek Rp 4,3 miliar ditambah cek Rp 300 juga dalam kasus wisma atlet.

Mantan anggota DPR itu juga mengatakan, jika KPK serius mengusut keterlibatan Anas, Yulianis seharusnya dijadikan tersangka.

Namun Johan Budi mengatakan, pihaknya belum menemukan dua alat bukti yang cukup untuk menetapkan Yulianis sebagai tersangka.

Selama ini, posisi Yulianis dalam kasus dugaan suap wisma atlet, kata Johan, sebatas saksi. Penyidik KPK pernah memeriksa Yulianis beberapak kali dalam proses penyidikan kasus ini.

Johan juga mengatakan, Yulianis di bawah perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) saat ini.

Hal itu tidak terlepas dari posisi Yulianis yang dianggap tahu banyak soal sepak terjang Nazaruddin, mantan bos-nya di Grup Permai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Nasional
    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com