Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Pihak di DPR Saling Lempar Tanggung Jawab

Kompas.com - 19/01/2012, 10:09 WIB

KOMPAS.com — Bau cat yang belum kering begitu menyengat saat pintu belakang ruang baru Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dibuka pada Selasa (17/1/2012) lalu. Dua panel layar televisi LED berukuran besar terlihat di pojok kanan dan kiri. Panel LED juga terpasang di dinding belakang meja pimpinan. Deretan kursi di ruangan masih terbungkus plastik. Buku manual berbahasa Jerman dan Inggris juga masih tergantung di kaki beberapa kursi.

Ruang baru Badan Anggaran (Banggar) di Gedung Nusantara II terlihat lebih terang dibandingkan dengan ruang lama Banggar di Gedung Nusantara I. Ruangan lama selalu terlihat redup. Beberapa bagian dinding ruangan juga dilapisi lapisan tebal menyerupai karpet yang biasa disebut lapisan akustik atau pengedap suara.

Untuk merenovasi ruang kosong itu, Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR menghabiskan anggaran Rp 20,3 miliar. Hujatan pun datang dari banyak kalangan karena biaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2011 itu dianggap terlalu besar. Luas ruangan yang direnovasi 800 meter persegi, terdiri atas ruang rapat/sidang, ruang tamu, ruang sekretariat, ruang pimpinan, dan ruang istirahat untuk menteri.

Setjen menghabiskan anggaran Rp 565,5 juta untuk membayar konsultan perencana, PT Gubah Laras. Setjen juga mengeluarkan dana Rp 234,390 juta untuk membayar konsultan pengawas, PT Jagat Rona Semesta. Pelaksanaan pekerjaan atau renovasi yang dilakukan PT Pembangunan Perumahan (PP) menghabiskan anggaran hingga Rp 19,99 miliar.

Dalam surat perintah mulai kerja (SPMK) tanggal 14 November 2011, PT PP diminta mengerjakan proyek sejak 14 November sampai 31 Desember 2011. Akan tetapi, hingga kini, renovasi belum selesai 100 persen.

Sekjen DPR Nining Indra Saleh menjelaskan dasar hukum dan tujuan renovasi ruang Banggar. Menurut dia, renovasi ruang rapat Banggar menjadi kewajiban Setjen. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, ruang rapat Banggar termasuk barang milik negara yang dikelola Setjen DPR mewakili negara.

Selain itu, ruang lama Banggar kondisinya sudah tak memadai. Ruangan itu terlalu sesak untuk menampung 85 pimpinan dan anggota Banggar serta tamu (pemerintah) yang bisa mencapai 100-150 orang.

Bukan hanya itu, kata Nining, lampu penerangan di ruang lama Banggar sudah tidak memadai. Begitu pula akustik atau lapisan kedap suara serta sound system tak memadai lagi. Lantai karpet kusut, sementara kursi yang tersedia ukurannya terlalu besar sehingga tak bisa menampung semua undangan.

Dibahas BURT

Meski pengerjaan proyek hampir selesai, Ketua DPR Marzuki Alie mengaku tidak mengetahui proyek itu. Sebagai Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT), dia juga tak tahu alokasi anggaran renovasi ruang baru Banggar. Bahkan, Marzuki memberikan peringatan keras kepada Sekjen karena dianggap menyembunyikan rencana renovasi. Politikus Partai Demokrat itu pun sempat mengancam akan mengganti Sekjen.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Nasional
    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Nasional
    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com