Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPR-Ketua BURT Diminta Dipisah

Kompas.com - 18/01/2012, 16:24 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jabatan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dinilai perlu dipisahkan. Pasalnya, Ketua DPR dinilai sulit merangkap jabatan sebagai Ketua BURT.

"Persoalan Ketua DPR yang sekaligus Ketua BURT ini jadi dilema tersendiri. Ketua DPR kan sangat sibuk. Seperti hari ini Ketua DPR (Marzuki Alie) sedang di Afrika," kata Wakil Ketua DPR Pramono Anung di Komplek DPR, Rabu (18/1/2012).

Pramono mengatakan, akibat kesibukan Ketua DPR, sulit untuk memperhatikan secara detail usulan anggaran untuk rumah tangga DPR sebelum disahkan. Akibatnya, kata dia, muncul proyek kontroversial seperti renovasi ruang kerja Badan Anggaran yang menelan biaya Rp 20,3 miliar.

Untuk itu, tambah Pramono, perubahan mekanisme pengelolaan anggaran akan dilakukan ketika merevisi UU Nomor 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, DPRD (MD3). Agenda revisi itu sudah masuk dalam Program Legislasi Nasional 2012 .

"Ini lah yang jadi pemikiran pimpinan dewan untuk melakukan pergantian dan perubahan mekanisme agar tidak terjadi lagi di kemudian hari," kata politisi PDI-P itu.

Anis Matta, Wakil Ketua DPR lainnya meminta agar dipertimbangkan efektivitas perubahan mekanisme pengelolaan anggaran. Dulu, kata dia, Ketua BURT disatukan dengan Ketua DPR lantaran banyak program BURT yang tidak bisa berjalan karena tidak mendapat dukungan pimpinan.

"Kalau sekarang dilihat ada kesalahan dan mau balik lagi, no problem," kata politisi PKS itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    Nasional
    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com