Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hambalang Gagal, Nazaruddin Minta Kembalian Rp 10 M

Kompas.com - 16/01/2012, 17:20 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan anak buah Muhammad Nazaruddin, Mindo Rosalina Manulang, mengungkapkan bahwa PT Anak Negeri, perusahaan milik Nazaruddin, telah menggelontorkan Rp 20 miliar demi mengegolkan dua proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga, yaitu proyek wisma atlet SEA Games dan Hambalang.

Uang Rp 20 miliar itu diberikan kepada sejumlah pihak, antara lain pejabat Kementerian Pemuda dan Olahraga dan beberapa anggota DPR. Uang itu juga disetorkan kepada pejabat Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk mengurus sertifikat lahan Hambalang dan diberikan pula kepada Choel Mallarangeng, adik Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.

"Dia (Nazaruddin) sebutkan untuk urus BPN, urus tanah, ke saudara Pak Andi, Pak Choel, dan beberapa anggota DPR," kata Rosa saat bersaksi di sidang dugaan suap wisma atlet SEA Games dengan terdakwa Nazaruddin, Senin (16/1/2012), di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta.

Rosa mengatakan, proyek Hambalang tidak jadi gol. Nazaruddin pun marah dan meminta kembalian atas uang yang dikeluarkannya itu. Rosa kemudian diperintah Nazaruddin menagihnya ke Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam. "Pak Nazar bilang, 'Kita sudah keluar Rp 20 miliar, kok, bisa begitu? Tanyakan ke Wafid, kenapa?'" kata Rosa menirukan Nazaruddin. Rosa menyebutkan, Wafid mengembalikan uang Rp 10 miliar melalui dirinya.

Rosa juga menjelaskan bahwa sebagian uang dari Rp 20 miliar yang digelontorkan perusahaan Nazaruddin itu diberikan ke anggota DPR melalui Angelina Sondakh. Menurutnya, Angie meminta uang terkait pembahasan proyek wisma atlet SEA Games dan proyek Hambalang. Jika tidak ada uang, kata Rosa, tidak akan turun anggarannya.

"Ibu Angie minta uang, waktu itu sedang pembahasan di Kemenpora apakah itu Hambalang, wisma atlet, butuh uang, apakah bisa dapatkan anggaran itu," tutur Direktur Pemasaran PT Anak Negeri itu.

Permintaan uang tersebut disampaikan Angelina melalui BlackBerry Messenger dengan menggunakan sandi "apel malang" dan "apel washington". Adapun yang dimaksud apel malang adalah uang rupiah, sementara apel washington pengganti kata dollar AS.

Kepada Rosa, Angie mengatakan, "'Ketua besar' ingin makan apel Malang." Orang yang disebut sebagai "ketua besar" inilah yang dinilai telah mendesak Angie untuk menagih jatah ke Nazaruddin. "Aduh tolonglah, Bu, saya dikejar-kejar terus, nih. Kan, kalau 'ketua besar' kenyang, kita enak," ujar Rosa menirukan Angie.

Adapun yang dimaksud sebagai ketua besar ini adalah pimpinan Badan Anggaran DPR. Namun, Rosa tidak menyebut nama ketua besar yang dimaksud. Dia hanya menyebut nama sosok "bos besar".

Menurut Rosa, bos besar yang juga ada dalam perbincangannya dengan Angie berarti Mirwan Amir. Selain ketua besar, Angie juga meminta jatah untuk "pak ketua", yakni Ketua Komisi X DPR Mahyudin. Rosa juga mengatakan, proyek Hambalang dan wisma atlet ini telah disetujui oleh Andi Mallarangeng selaku Menpora.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com