Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Harus Usut Temuan Baru Audit Forensik Century

Kompas.com - 22/12/2011, 13:36 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta segera mengusut temuan baru audit forensik Century yang dilakukan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI. Laporan audit forensik tersebut rencananya akan diberikan BPK kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jumat (23/12/2011).

"Sebab, apa yang menjadi aset temuan audit BPK dulu dengan yang sekarang ini, walaupun belum ada hasilnya, tetapi (hasil) ini adalah bagian dari penguatan itu," ujar Wakil Ketua DPR Pramono Anung kepada wartawan di Kompleks DPR, Jakarta, Kamis (22/12/2011).

Pramono menjelaskan, audit forensik tersebut dilakukan untuk mengetahui lebih detail mengenai kemungkinan adanya pelanggaran dalam kasus Century. Pelanggaran itu, lanjut Pramono, bisa dalam bentuk penyalahgunaan kekuasaan, terutama aliran dana dengan nilai besar yang diduga hasil korupsi.

"Jadi, tentunya saya harapkan KPK lebih bisa mempunyai kemandirian independen dalam persoalan menyangkut kasus Century ini. Karena kalau tidak segera diselesaikan, persoalan politiknya pasti akan berkepanjangan," kata Pramono.

Dia menambahkan, KPK juga harus mempunyai keberanian dalam mengusut kasus yang diduga melibatkan Wakil Presiden Boediono dan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tersebut. Bahkan, menurut Pramono, bukan tidak mungkin, KPK bisa menjadikan hasil audit forensik itu sebagai alat bukti untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

"Kalau KPK masih dengan cara pendekatan yang lalu, saya yakin ini hanya menamabah keruwetan saja. Tetapi, kalau apa yang menjadi temuan itu bisa terbuktikan, harusnya KPK berani mengambil tindakan," katanya.

Ditanya ihwal dirinya yakin KPK mampu mengusut kasus ini, Pramono mengaku tidak terlalu yakin. Pasalnya, dengan sistem demokrasi saat ini, Pramono menilai cukup sulit menyentuh pejabat-pejabat publik yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.

"Karena, apapun menyangkut orang-orang yang sedang dalam kekuasaan dan orang-orang yang dalam kekuasaan itu relatif tidak bisa tersentuh. Pengalaman kita membuktikan, baik KPK jilid I dan II, baru orang setelah pensiun, setelah tidak menjabat baru disentuh. Belum ada satupun pejabat publik yang disentuh, kecuali anggota DPR," kata Pramono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

    Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

    Nasional
    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Nasional
    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Nasional
    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Nasional
    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Nasional
    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

    Nasional
    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Nasional
    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Nasional
    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com