Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlindungan Negara Melemah

Kompas.com - 16/12/2011, 20:42 WIB
Hamzirwan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Perjuangan sedikitnya enam juta tenaga kerja Indonesia (TKI) mencari nafkah di luar negeri kini semakin keras. Mereka harus menghadapi sendiri praktik eksploitatif agen penempatan, oknum pegawai pemerintah, sampai pengguna jasa, karena perlindungan negara kian lemah.

Hal ini menjadi sorotan peserta diskusi publik yang diselenggarakan Migrant Care dalam rangka Hari Buruh Migran Internasional, Jumat (16/12/2011). Diskusi dibuka Wakil Menteri Luar Negeri Wardana tanpa seorang pun pejabat eselon I dan II Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Sedikitnya enam juta TKI bekerja di luar negeri. Banyak yang sukses, tetapi ada juga yang menjadi korban eksploitasi.

Mantan TKI di Hong Kong, Tina Tri Utami mengungkapkan, mereka seperti tidak terhubung dengan pemerintah begitu tiba di negara penempatan.

TKI Hong Kong masih bergulat dengan biaya penempatan yang tidak transparan. Agen penempatan yang nakal bisa memotong gaji TKI berbulan-bulan lalu memengaruhi pengguna jasa memutus kontrak sehingga TKI terpaksa mengulang proses kerja dari awal lagi.

Ribuan TKI tak berdokumen di Malaysia dalam proses pemutihan juga harus bersaing dengan calo yang menjual tiket antrean di depan KBRI Kuala Lumpur Rp 1,4 juta per orang. Belum lagi TKI terancam hukuman mati di berbagai negara.

Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mengatakan, revisi Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri harus mengembalikan peran perlindungan dari pelaksana penempatan TKI swasta (PPTKIS) ke pemerintah. Namun, Anis mengkhawatirkan proses dan substansi revisi.

Anis meminta revisi UU harus meningkatkan kewenangan pemerintah daerah untuk memperkuat perlindungan TKI dan menekan biaya penempatan. "Usulan kami, BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI) dibubarkan saja dan pemerintah membentuk Komisi Nasional Perlindungan TKI," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meminta masyarakat tidak berangkat bekerja ke luar negeri sebelum siap.

Mennakertrans berharap, dinas ketenagakerjaan membenahi sistem penempatan TKI karena berkait langsung dalam proses perekrutan calon TKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Nasional
Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com