Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Obral" Salah, Ketat Salah, Maunya Apa?

Kompas.com - 14/12/2011, 14:51 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin mengaku bingung atas sikap para anggota Dewan Perwakilan Rakyat terhadap kebijakan kementeriannya terkait pemberian remisi untuk koruptor.

Kebingungan itu disampaikan Amir ketika rapat kerja dengan anggota Komisi III DPR, Rabu (14/12/2011), di Gedung DPR, Jakarta. Rapat kerja kali ini adalah lanjutan dari rapat pekan lalu yang tak mendapatkan titik temu perihal kebijakan pengetatan hak koruptor, teroris, dan napi yang terlibat narkoba.

Sebelum menjadi Menhuk dan HAM, Amir mengaku banyak mendengarkan kritikan dari para anggota Dewan mengenai "obral" remisi untuk koruptor. Amir memberi contoh ketika Kemenhuk dan HAM memberikan remisi untuk para koruptor bertepatan dengan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2011.

Menurut Amir, kritikan itulah yang dia terjemahkan menjadi kebijakan pengetatan remisi, asimilasi, dan bebas bersyarat ketika menjadi menteri.

"Kemudian teman-teman (anggota Dewan) mempermasalahkan pengetatan yang saya lakukan. Saat itu (anggota yang sama) telah mengkritik dan menyatakan sikapnya yang sangat tidak setuju dengan kemudahan (remisi) tadi. Itulah yang membuat saya bingung dan bertanya-tanya," kata Amir.

Amir mengatakan, pernyataan itu bukan untuk membuat rapat kerja kembali rumit dan tidak jelas.

"Tapi saya ingin bertanya, mana kala bulan Agustus 2011 kemudahan hak-hak remisi yang diberikan dipersoalkan, diserang, dan dikritik, kenapa kemudian lima bulan sesudah itu keadaan menjadi sebaliknya?" tanya Amir.

Dalam kesempatan itu, politisi Partai Demokrat itu juga meminta kepada Komisi III untuk diberi waktu mengkaji ulang kebijakan yang telah dia keluarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com