JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Wa Ode Nurhayati, menjadi tersangka kasus korupsi terkait pembahasan anggaran pengalokasian Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID) di DPR. Menanggapi hal tersebut, sejumlah kader PAN yang hadir dalam salah satu kegiatan Rapat Kerja Nasional PAN di kawasan PRJ Kemayoran, Sabtu (10/12/2011), mempertanyakan kinerja para petinggi partai tersebut di tingkat pusat.
Menurut mereka, petinggi PAN lebih banyak tampil di media, tetapi tak memikirkan nasib anggota partainya. "Saya minta kita minta dukungan terhadap teman kita yang sudah menjadi tersangka. Kita minta agar teman-teman kita di DPR peduli, jangan hanya tampil di media saja," ujar salah seorang kader, Marlan Akip, kepada Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi PAN Tjatur Sapto Edy yang hadir dalam sesi paparan fraksi.
Selain itu, ia juga menyatakan, Tjatur dan anggota PAN lainnya yang memegang kursi di DPR pusat sendiri kurang gereget dalam bertindak. Lebih banyak diam, tak menunjukkan langkah-langkah nyata dalam membangun partai menjadi sukses dan lebih baik. "Mas Tjatur sendiri kurang banyak bicara dan kurang gereget. Kita juga harus tunjukkan kader-kader kita. Selama ini hanya partai-partai lain yang bergerak. Di mana orang-orang kita," tutur Marlan.
Seperti yang diketahui. Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Wa Ode Nurhayati sebagai tersangka kasus korupsi tersebut pada Jumat (9/12/2011) malam. Ia pun telah dicegah bepergian ke luar negeri. Namanya mulai dicurigai dan diduga terlibat korupsi sejak diungkapkannya data 21 transaksi mencurigakan terkait anggota Badan Anggaran DPR. Transaksi itu bervariasi, mulai dari Rp 500 juta hingga miliaran rupiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.