Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat Bimbang Ingin Disentil

Kompas.com - 04/12/2011, 06:08 WIB

”Yang penting tujuannya sama, menjaga kesehatan masyarakat. Mereka yang praktik pengobatan alternatif harus jujur, tidak boleh menipu dengan janji muluk. Masyarakat juga harus pandai-pandai memilih jenis pengobatannya,” ujar Samsuridjal.

Ketua Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia Hardhi Pranata mengatakan, hingga saat ini ada empat pengobatan tradisional yang diprioritaskan oleh kedokteran, yaitu akupunktur, akupresur, jamu, dan hiperbarik (terapi oksigen).

”Jenis terapi yang lain masih diteliti Kementerian Kesehatan apakah memenuhi kaidah kesehatan atau tidak,” kata Hardhi.

Pada dasarnya, Hardhi, yang dokter spesialis saraf ini, mendukung adanya pengobatan tradisional yang bisa membantu menyembuhkan penyakit, apalagi Indonesia memiliki kekayaan alam yang bisa menjadi sumber pengobatan herbal.

”Langkah mudah yang bisa dilakukan, mengecek izin praktiknya. Izin praktik harus dari dinas kesehatan, bukan kejaksaan seperti yang banyak terpampang di pinggir jalan,” tutur Hardhi.

Diterima atau tidak, nyatanya pengobatan alternatif hidup di tengah masyarakat. Mengapa? ”Dunia kedokteran pun tidak menjamin pasien sembuh 100 persen,” ujar Dadi Darmadi, antropolog Universitas Islam Negeri Jakarta.

Masyarakat kemudian mengedepankan cerita tentang mukjizat dan keajaiban dalam proses penyembuhan. Kisah semacam itu menarik untuk masyarakat Indonesia yang bimbang berada di antara kultur urban dan agraris sekaligus.

”Nah, para terapis alternatif itu menjadi jembatan untuk masyarakat yang bimbang ini,” ujar Dadi. (DAY/WKM)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com