Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aryanto Tutupi Hartanya, Polri "No Comment"

Kompas.com - 29/11/2011, 16:12 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Inspektur Jenderal (Purn) Aryanto Sutadi diketahui sempat menutup-nutupi jumlah harta kekayaannya mulai dari proses di Panitia Seleksi Capim KPK hingga uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Ketika hal tersebut dikonfirmasi kepada Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar, ia mengaku pihaknya tak memiliki wewenang untuk mengomentari hal tersebut.

"Sepenuhnya, itu kewenangan DPR untuk menilai dan memutuskan. Jadi, kami tidak pada tempatnya mengomentari itu," ujar Boy di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (29/11/2011).

Di sisi lain Boy menyatakan, Aryanto Sutadi termasuk salah satu perwira terbaik Polri. Oleh karena itu, pihaknya bersyukur Aryanto berada di antara nama-nama unggulan calon pimpinan KPK.

"Aryanto Sutadi termasuk purnawirawan Polri yang memiliki catatan bagus, punya dedikasi bagus selama melaksanakan masa baktinya di Polri. Dia juga merupakan salah satu perwira terbaik Polri," ujar Boy.

Polri, kata Boy, tetap mendukung Aryanto untuk melewati tahapan-tahapan dalam pemilihan calon pimpinan KPK dan menyerahkan hasil keputusan yang terbaik kepada DPR.

"DPR yang melakukan fit and proper test. Semua akan berpulang pada proses fit and proper test, tetapi kita semua dari Polri memberikan dukungan kepada beliau. Terserah masyarakat dan DPR untuk dapat memilih beliau atau tidak. Itu terserah, sepenuhnya bukan dari kita lagi dan kewenangan kita," ujarnya.

Seperti diketahui, dalam proses uji kelayakan dan kepatutan, Indra, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mempertanyakan perbedaan harta kekayaan Aryanto dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan hasil penelusuran KPK. Dalam LHKPN, kata Indra, Aryanto menyebut hartanya hanya sekitar Rp 5 miliar. Namun, hasil penelusuran, total hartanya mencapai Rp 8,5 miliar.

Pertanyaan tersebut tidak dijawab oleh Aryanto. Indra juga mencecar Aryanto terkait tidak mengisi LHKPN dalam rentang waktu 2001 hingga 2009. Saat itu, dia menjabat Direktur I Badan Reserse Kriminal, Direktur IV Badan Reserse Kriminal, dan Kepala Divisi Pembinaan Hukum. Padahal, kata dia, aparat penegak hukum harus melaporkan hartanya seperti diatur dalam undang-undang. Aryanto pun hanya menjawab kesulitan untuk mengisi LHKPN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

    Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

    Nasional
    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Nasional
    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Nasional
    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Nasional
    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Nasional
    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

    Nasional
    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Nasional
    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Nasional
    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com