Jakarta, Kompas -
”Mereka ini termasuk dalam
KPAP DKI Jakarta menjelaskan, tren penularan HIV/AIDS sekarang tidak lagi di kalangan remaja atau pemuda, tetapi di kalangan tenaga non-profesional atau karyawan. Kemudian, diikuti oleh kalangan ibu rumah tangga, wiraswasta, dan narapidana.
Hingga Juni 2011, pengidap HIV/AIDS di Jakarta sebesar 1.184 orang, terbagi dalam 675 pengidap HIV dan 509 pengidap AIDS. Sepanjang semester I tahun 2011, sudah 109 pengidap HIV/AIDS meninggal dunia.
Dibandingkan dengan tahun 2010, kasus baru HIV sebanyak 1.433 dan AIDS sebanyak 1.310, dengan angka kematian 280 orang. Adapun angka kumulatif di Jakarta sejak HIV/AIDS ditemukan pada tahun 1987 hingga Juni 2011 sebanyak 4.957 pengidap HIV dan 4.827 pengidap AIDS.
Dari 1.184 pengidap HIV/AIDS, diketahui 766 orang memiliki status pekerjaan, yang terkategori dalam 18 jenis pekerjaan. Tujuh kategori yang tertinggi adalah karyawan (283 orang), ibu rumah tangga (147 orang), wiraswasta (139 orang), narapidana (48 orang), buruh kasar (32 orang), tenaga profesional nonmedis (29), serta siswa dan mahasiswa (27 orang).
Adapun kategori yang tidak ada pengidapnya antara lain pramugara dan pilot, seniman, artis, aktor, petani, dan nelayan.
Berdasarkan data terakhir Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, hingga Juni 2011, secara kumulatif, jumlah kasus AIDS berdasarkan provinsi, DKI Jakarta menempati posisi pertama, disusul Papua dan Jawa Barat.
Kendati demikian, ujar Rohana, ditinjau dari tingkat prevalensi kasus per 100.000 penduduk berdasarkan provinsi, Jakarta menempati posisi keempat setelah Papua, Jawa Barat, dan Bali.
”Tingginya angka kumulatif di Jakarta karena tingkat kesadaran untuk melakukan konseling dan tes HIV sukarela (
Jumlah pengidap HIV/AIDS menurut faktor risiko tertinggi adalah heteroseksual (651 orang), pengguna narkoba suntik (431 orang), biseksual (39 orang), dan lainnya (63 orang).