JAKARTA, KOMPAS.com — Abraham Samad, salah satu calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terima jika disebut tak teliti terkait kesalahan dalam surat pemberian kuasa untuk mengumumkan harta kekayaannya.
"Enggak apa-apalah. Terima saja," kata Abraham di sela-sela uji kepatutan dan kelayakan calon pimpinan KPK di Komisi III DPR, Senin (21/11/2011).
Abraham dimintai tanggapan penilaian beberapa anggota Komisi III, salah satunya Saan Mustofa, bahwa dia tidak teliti. Padahal, pimpinan KPK memerlukan ketelitian dalam bekerja lantaran menyangkut penanganan kasus.
Abraham mengatakan, dia sempat ragu sebelum menandatangani surat kuasa itu. Untuk diketahui, dalam surat sudah tertulis bahwa dia menyerahkan kuasa kepada lima pimpinan KPK sewaktu kepemimpinan Taufiequrochman Ruki. Padahal, saat ini merupakan kepemimpinan Busyro Muqoddas.
"Ada pertanyaan dalam hati saya, tetapi saya pikir semua anggota Pansel orang-orang hebat. Jadi saya percaya saja. Mungkin belum ada formulir barunya," kata putra Makassar itu.
Abraham mengatakan, yang terpenting adalah data harta yang dia tulis dalam laporan harta kekayaan. "Itu saya hati-hati benar. Sampai tabungan isinya Rp 200.000 saya laporin," ucapnya.
Dalam laporan harta, Abraham mengaku memiliki tujuh rekening. Sebagian tabungan itu hanya berisi ratusan ribu rupiah. Ketika ditanya mengapa ia membuka hingga tujuh rekening, menurutnya, ia tergiur hadiah dari bank.
Anda melihat Pansel sengaja menjebak? "Wallahualam," jawab advokat itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.