Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KBRI Swiss: New 7 Wonders Perusahaan Bangkrut

Kompas.com - 09/11/2011, 08:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Swiss di Kota Bern bersikeras menyampaikan organisasi New 7 Wonders of the World adalah perusahaan yang tak kredibel.

Dalam siaran pers, Selasa (8/11/2011), Duta Besar RI untuk Swiss Djoko Susilo menyatakan organisasi itu sudah bangkrut.

"Kami tidak ingin berpolemik lebih lanjut, tetapi sebagai bagian tugas yang diemban dari negara, kami harus menginformasikan kepada publik kronologi kebangkrutan New 7 Wonders of the World," tulis Djoko.

Berikut kronologi kebangkrutan New 7 Wonders of the World yang dilampirkan dalam siaran pers itu.

1. New 7 Wonders of the World didaftarkan sebagai perseroan terbatas (PT) atau allgemeine gesellschaft dengan modal 103.000 chf (sekitar Rp 1 miliar) di kanton Schwyz pada 26 Juni 2000 oleh Bernard Weber dkk.

2. Tujuan perusahaan, sebagaimana tercatat di kantor register kanton ialah mempromosikan keajaiban dunia melalui dunia maya/internet.

3. Alamat perusahaan di Bahnhofstrasse No 19, CH 8832 Wollerau (kanton Schwyz).

4. Tanggal 7 Oktober 2003 pengadilan setempat menyatakan, PT New 7 Wonders of the World bangkrut dan pemerintah kanton Schwyz secara resmi membatalkan pendaftaran organisasi itu sebagai PT (AG) pada 5 Januari 2006

6. Ketika dalam proses kebangkrutan ini, Bernard Weber dkk membuat Yayasan (stiftung) dengan tujuan sama dan nama yang sama, yakni New 7 Wonders of the World.

7. Yayasan New 7 Wonders of the World ini didaftarkan di kantor register kanton Zurich pada 7 April 2004. Alamat yayasan ini: c/o Heidi Weber, privat museum Heidi weber haus von le Corbusier Hochgasse 8, CH 8008 Zurich.

8. Yayasan inilah yang kemudian melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan New 7 Wonders of the World.

Berkaitan dengan fakta-fakta di atas, KBRI Bern tetap pada keyakinan awal bahwa organisasi ini tidak kredibel dan tidak layak dipercaya memberikan gelar ajang kompetisi internasional.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Nasional
    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Nasional
    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com