Selanjutnya, kapal bisa untuk menempatkan ranjau, menyerang atau menghindar dengan cepat, serta meningkatkan akurasi tembakan dengan karakteristik gerak yang lebih leluasa.
Kapal ini juga bisa digunakan untuk mendukung perekaman data meteorologi, seperti kondisi awan, kecepatan angin, dan gelombang laut. Wisnu mengatakan, KPC-H dirancang untuk meringankan tugas pengamanan wilayah perairan.
”Pengawasan dan penjagaan perbatasan laut secara rutin dapat dilakukan dengan KPC-H ini sehingga dapat mengurangi biaya operasional secara rutin dari kapal-kapal perang besar,” kata dia.
Kondisi geografis Indonesia didominasi kelautan menjadikan kebutuhan akan kapal penjaga perbatasan wilayah kian mendesak.
Penjagaan teritorial dengan KPC-H, di antaranya, bisa mengurangi pencurian ikan atau penyelundupan kapal-kapal asing yang masuk wilayah perairan Indonesia di luar prosedur.
Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengalokasikan dana Rp 3 miliar untuk pembuatan prototipe kapal selam dengan tiga mode ini. KPC-H direncanakan selesai pada tahun 2013. Rencananya, akan diuji coba di Selat Madura, Jawa Timur.