JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga kini, keberadaan Nunun Nurbaeti dan Neneng Sri Wahyuni masih gelap. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum mendapatkan informasi terkait kedua buronan internasional itu dari kepolisian internasional.
"Belum ada info," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, di Jakarta, Rabu (2/11/2011).
Nunun, tersangka kasus dugaan suap cek pelawat diketahui bertolak ke Singapura sejak Feberuari 2010 lalu. Istri dari mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun itu tercatat sebagai buronan interpol sejak 15 Juni 2011. Sedangkan Neneng, tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, seolah menghilang setelah suaminya, Muhammad Nazaruddin tertangkap di Cartagena, Kolombia, 7 Agustus lalu. Tiga belas hari setelah suaminya ditangkap, Neneng juga masuk dalam daftar buronan interpol.
"Tentu, kita dalam upaya terus mencari dan menangkap buronan yang ada di KPK," kata Johan.
Lantas, mengapa kedua wanita itu belum juga tertangkap?
Johan menyatakan, KPK saat ini sangat bergantung pada kepolisian internasional dalam menangkap kedua buronan itu. Karena tidak memiliki aparat di luar negeri, KPK mengandalkan kerjasama aparat kepolisian di negara lain.
"Nah, interpol kalau di masing-masing negara kan berbeda, hubungan dengan negara kita, misalnya Indonesia dengan Singapura, tentu berbeda dengan Indonesia dengan Malaysia, dan dengan yang lainnya," ujar Johan.
KPK, lanjut Johan, hanya dapat berupaya sebatas mengirimkan red notice (surat pengajuan penangkapan internasional) kepada interpol sehingga kedua perempuan tersebut ditetapkan sebagai buronan interpol.
"Selanjutnya, bola ada di tangan interpol. Kalau di luar itu kita tidak bisa menangkap sendiri. Polisi Indonesia juga tidak bisa, harus interpol," tukasnya.
Ihwal alasan KPK tidak membentuk tim khusus untuk mengejar Nunun dan Neneng seperti saat mengejar Nazaruddin, Johan mengatakan, bahwa tim hanya dapat dibentuk setelah pihaknya mendapatkan informasi keberadaan keduanya.
"Yang penting sudah ada informasi dulu, apakah dia diduga berada di mana, apakah dari interpol atau kedutaan besar kita di sana," ucapnya.
Sementara sampat saat ini, informasi itu masih nihil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.