Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Belum Ganti Kepala BKPM

Kompas.com - 18/10/2011, 23:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengumumkan perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II, Selasa (18/10/2011) malam di Istana Negara. Salah satu pejabat yang digeser adalah Gita Wiryawan, dari jabatan semula Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (Kepala BKPM) menjadi Menteri Perdagangan, menggantikan Mari Elka Pangestu yang mendapat amanah baru menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Namun, dalam pengumuman tersebut, Presiden sama sekali belum mengumumkan pejabat baru kepala BKPM yang menggantikan Gita Wiryawan. Informasi ini sekaligus meralat artikel sebelumnya di Kompas.com yang menyebut Fuad Rahmany sebagai Kepala BKPM yang baru.

Dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Fuad Rahmany yang kini menjabat Dirjen Pajak membantah akan dilantik sebagai Kepala BKPM yang baru. Menurut Fuad, ia bekerja seperti biasa sepanjang Selasa hari ini dan sama sekali tidak ada yang menghubungi dia terkait hal tersebut.

Sebelumnya, Gita Wiryawan seperti dilansir situs Kontan berharap kepala BKPM mendatang dapat berbuat banyak lagi untuk menarik investasi yang lebih banyak lagi di Indonesia. Hal itu antara lain dengan terus meningkatkan investasi dari dalam negeri dan juga luar negeri serta semangat penambahan nilai.

Dalam perombakan kabinet kali ini, delapan menteri ditarik dan empat menteri digeser ke jabatan baru, belum termasuk Gita Wiryawan yang digeser dari Kepala BKPM menjadi Menteri Perdagangan. Semua pejabat baru akan dilantik Presiden di Istana Negara, Rabu besok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com