Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Dinilai Cari Perhatian

Kompas.com - 15/10/2011, 15:26 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan petinggi Partai Keadilan Sejahtera yang bernada mengancam Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di tengah proses reshuffle kabinet dinilai sebagai bentuk "cari perhatian" agar tidak diabaikan kemudian diajak bernegosiasi.

"Bisa saja itu taktik meningkatkan bargaining nilai tawar atau mengancam," kata ahli psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk di Jakarta, Sabtu (15/11/2011).

Pernyataan yang dimaksud antara lain pernyataan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq yang menyatakan jika satu menteri PKS dicopot maka tiga menteri lainnya akan ditarik dari kabinet. PKS menempatkan empat menterinya di kabinet yakni Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Sosial Salim Segaf Al' Jufrie, serta Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata.

Selain itu, Sekjen PKS Anis Matta sempat mengancam akan membeberkan kontrak khusus dengan SBY ke publik jika ada kader PKS yang didepak dari kabinet.

Ahli Komunikasi Politik dari UI Tjipta Lesmana menilai, PKS "gerah" dan tidak nyaman dengan wacana reshuffle yang sudah tiga pekan dimunculkan Istana.

Handi menilai, PKS telah menerima sinyal jika menterinya akan didepak sehingga mereka mulai meluncurkan sinyal bernada ancaman. "Sebelum kita betul-betul tidak dihiraukan, kita kirim sinyal. Ini ada sinyal kita akan didepak, kita kirim sedikit, bisa jadi nanti hasilnya kompromi," ujar Handi mencontohkan.

Apakah kemudian komunikasi politik "cari perhatian" PKS itu berhasil atau tidak, tergantung hasil akhir reshuffle. "Kalau empat menteri PKS tidak dicopot, itu berhasil," ujar Muluk.

Terkait pernyataan bernada mengancam para petinggi PKS itu, Anis Matta sempat membantahnya. Menurut dia, tidak ada ancam mengancam terkait reshuffle.

Sementara itu, Sekretaris Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Hinca Pandjaitan berkomentar, pernyataan para petinggi PKS itu merupakan gaya komunikasi politik tiap individu yang harus dihormati.

"Kadang teman-teman, sahabat kita punya gaya sendiri. Kita tidak bisa komentari, tapi mereka sahabat kami," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com