Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Isi Dulu Perut Kita

Kompas.com - 13/10/2011, 12:48 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Demokrasi Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengkritik kebijakan ekspor sejumlah pangan yang dilakukan pemerintah. Menurut Megawati, pemerintah seharusnya memprioritaskan kebutuhan dalam negeri.

Kritik itu disampaikan Megawati saat menjadi pembicara dalam seminar "Krisis Keuangan dan Pangan: Peluang atau Ancaman" di Kompleks DPR, Kamis (13/10/2011). Seminar diadakan Fraksi PDI-P.

"Ini urusan krisis pangan loh. Kita ekspor terus. Kita bangga pada ekspor. Saya bukannya antiekspor. Boleh ekspor tapi isi dulu perut kita di sini. Isi dulu kebutuhan dalam negeri kita ini. Tapi alasannya kan kembali pada mahzab uang. Selalu hitungannya uang," kata Megawati.

Megawati menilai krisis pangan di Indonesia serta di dunia sudah di depan mata. Krisis pangan, menurut dia, semakin menjadi ancaman jika melihat meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. Dia menilai program keluarga berencana tidak berjalan.

"Saya kalau ke daerah, satu kilometer (lihat) ibu-ibu muda bawa bayi. Paling tidak 30 bayinya itu. Saya pikir, kalau satu kilometer 30, sekian ratus kilometer berapa bayi yang nongol. Kalau dibilang penduduk Indonesia 200 (juta) berapa yah, saya nggak percaya lah itu. Saya hitung maksimal aja sudah 250 juta. Mau dikasih makan apa yah mereka," kata Megawati.

Ketua Fraksi PDI-P Puan Maharani menilai, dalam produk tertentu, pemerintah lebih suka mengambil kebijakan impor daripada meningkatkan produksi dalam negeri. Putri Megawati itu memberi contoh impor beras dari Vietnam dan Thailand.

Puan juga mengingatkan tentang dikuasainya 60 persen obligasi negara oleh asing. Menurut dia, dikuasainya obligasi negara serta belum siapnya swasembada pangan menjadi ancaman ke depan.

"Bayangkan bila investor asing menarik dananya karena krisis negara masing-masing atau bila Thailand dan Vietnam menghentikan ekspor berat karena krisis di negaranya," ucap Puan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com