JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta membatah jika berbagai pernyataannya mengenai reshuffel Kabinet Indonesia Bersatu II merupakan bentuk ancaman bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ancam mengancam tidak ada yah," kata Anis di Komplek DPR, Selasa (11/10/2011).
Pernyataan mengenai reshuffel selama ini, menurut Anis, bukan spesifik membicarakan empat menteri asal PKS, melainkan tentang ide reshuffel secara keseluruhan. PKS, kata dia, menolak jika reshuffel dilakukan dengan alasan kinerja menteri yang tidak baik.
"Ide reshufle itu untuk meningkatkan kinerja yang selama ini menurun. Itu mengandung arti bahwa orang perorang dari para menteri yang ada, seakan-akan biang kerok dari menurunnya kinerja SBY. Karena itu harus reshuffle. Ide itu yang kita tolak," jelas Anis.
Ketika disinggung permintaan Presiden agar kader PKS dan Partai Demokrat menciptakan suasana yang kondusif, Anis mengaku tak ada pemberitahuan soal itu kepadanya.
Permintaan itu disampaikan mantan Presiden PKS yang kini menjabat Menteri Telekomunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring. Menurut Anis, penilaian dari berbagai pihak mengenai reshuffel akibat sikap Istana yang mengumumkan rencana reshuffel jauh-jauh hari.
"Diungkap ke publik buat apa coba? Kalau diumumkan berarti ada harapan bergulir menjadi wacana publik. Kalau mau melaksanakan, kan dia punya kewenangan tanpa bilang-bilang. Begitu ini jadi wacana publik siapapun bisa terlibat," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.