Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: PPID Rp 500 Miliar Disetujui di Paripurna

Kompas.com - 04/10/2011, 16:06 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, alokasi dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) sebesar Rp 500 miliar untuk 19 kabupaten di daerah transmigrasi melalui persetujuan rapat paripurna. Pembahasan alokasi dana Rp 500 miliar itu dilakukan pemerintah yang diwakili Kementerian Keuangan bersama Badan Anggaran DPR.

"Pemerintah adalah Kemenkeu dan disetujui di rapat paripurna," kata Agus seusai diperiksa selama hampir empat jam di gedung KPK Jakarta, Selasa (4/10/2011).

Agus dimintai keterangan sebagai saksi terkait kasus dugaan suap PPID Transmigrasi yang melibatkan dua pejabat Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Juru Bicara KPK Johan Budi mengungkapkan, penyidik KPK mengkonfirmasi soal pengalokasian dana PPID Rp 500 miliar yang kini berkaitan dengan perkara korupsi itu kepada Agus.

"Pak Menkeu juga harus ditanya bagaimana karena yang tanda tangan itu Pak Menkeu juga ya, 500 miliar untuk 19 kabupaten, PPID," kata Johan.

Sebelumnya, unsur pimpinan Banggar DPR Tamsil Linrung mengungkapkan, alokasi dana PPID semula dibahas Banggar dan pemerintah yang diwakili Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu Marwanto dalam rapat panitia kerja (panja) transfer daerah.

"Di Panja ini kemudian ditawarkan apakah kawan-kawan setuju dengan pengalokasian ini? Yang hadir semuanya menyatakan setuju, dari pemerintah juga menyetujuinya," ujar Tamsil usai diperiksa KPK, Senin (3/10/2011).

Setelah disetujui di Panja, lanjutnya, alokasi dana PPID yang totalnya Rp 6,3 triliun itu dibawa ke rapat internal Banggar DPR yang kemudian disepakati lagi. "Di situ diketok lagi palu, disepakati, menyepakati," ujarnya.

Lalu, kesepakatan internal Banggar tersebut dibawa ke rapat kerja Banggar bersama Menkeu. "Dalam rapat kerja itu masing-masing fraksi menyampaikan pandangan. Jadi kalau ada yang tidak setuju, di situ bisa disampaikan," kata dia.

Tamsil juga mengatakan, karena sifatnya dana transfer daerah, pengalokasian PPID tidak melalui pembahasan di komisi. Adapun program PPID Transmigrasi dianggarkan dalam APBN-Perubahan 2011.

Program pembangun infrastruktur transmigrasi itu menjadi masalah setelah KPK menangkap tangan Sekretaris Dirjen di Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Kemennakertrans I Nyoman Suisnaya, Kepala Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan Dirjen P2KT Dadong Irbarelawan, dan perwakilan PT Alam Jaya Papua Dharnawati.

Ketiganya diduga melakukan percobaan penyuapan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dengan alat bukti Rp 1,5 miliar. Pemberian uang diduga berkaitan dengan proyek PPID Transmigrasi di empat kabupaten dari 19 daerah penerima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

    Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

    Nasional
    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Nasional
    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Nasional
    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Nasional
    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Nasional
    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    Nasional
    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Nasional
    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Nasional
    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    Nasional
    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

    Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

    Nasional
    Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

    Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

    Nasional
    Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

    Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

    Nasional
    Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

    Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com