Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Johan: KPK Tidak Berantem dengan DPR!

Kompas.com - 01/10/2011, 10:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi SP membantah telah terjadi perselisihan antara KPK dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait pemeriksaan pimpinan Badan Anggaran (Banggar) DPR. Menurut Johan, polemik itu terjadi hanya karena perbedaan pemahaman.

"Tidak ada secara kelembagaan KPK berantem dengan DPR. Jadi, secara lembaga hubungan baik-baik saja. Yang terjadi adalah miss persepsi atau miss komunikasi antara pimpinan DPR dan pimpinan KPK," kata Johan pada diskusi bertema "Banggar DPR Geger" di Warung Daun, Sabtu (1/10/2011).

Johan mengatakan, KPK membutuhkan keterangan empat anggota DPR terkait kasus suap di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kebetulan, kata dia, empat anggota itu adalah pimpinan Banggar.

Johan menambahkan, penyidik perlu mengetahui proses munculnya angka Rp 500 miliar untuk proyek percepatan pembangunan infrastruktur daerah transmigrasi di Kemnakertrans. Selain itu, kata dia, ada keterangan yang perlu diklarifikasi kepada empat orang itu. Setelah diperiksa, tutur Johan, muncul reaksi yang menolak pemeriksaan dilakukan atas nama Banggar.

"Muncul reaksi juga, kalau memanggil jangan persoalkan kebijakan. Padahal, tidak seperti itu yang ingin kami dapatkan," kata Johan.

Johan mengaku geli mendengar pernyataan anggota Banggar yang mempertanyakan mengapa KPK tidak datang ke DPR, lalu mengambil data-data terkait pembahasan anggaran itu. Dalam proses penyidikan, kata Johan, keterangan saksi diperlukan untuk dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Ia menambahkan, jangan diartikan bahwa pemeriksaan empat pimpinan Banggar itu sudah selesai. Dua pimpinan Banggar, yakni Tamsil Linrung dan Olly Dondokambey, akan diperiksa kembali Senin pekan depan.

"KPK perlu informasi lebih banyak," kata Johan, ihwal alasan diperiksanya kembali kedua orang tersebut.

Terkait ada atau tidaknya indikasi bermasalah pada kedua orang itu, Johan menjawab, "Itu jangan disimpulkan. Dua orang lain yang tidak dipangggil bisa saja dipanggil lagi."

Seperti diberitakan, pimpinan Banggar mogok membahas rancangan anggaran pendapatan negara (RAPBN) 2012 setelah diperiksa KPK. Mereka langsung menyerahkan mandat kepada pimpinan DPR.

Setelah dikecam banyak pihak, mereka akhirnya bersedia membahas RAPBN sejak Kamis. Saat ini, 85 anggota Banggar tengah membahas RAPBN di kawasan Puncak, Jawa Barat. Rencananya, pimpinan DPR dan pimpinan KPK akan melakukan rapat konsultasi Senin pekan depan untuk membahas masalah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com