Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono Anung: Orang Berpolitik Kok "Ngambek"

Kompas.com - 27/09/2011, 23:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Pramono Anung membantah bahwa Badan Anggaran DPR mogok melaksanakan kewajibannya membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012 (RAPBN 2012). Sejauh ini, menurutnya, pembahasan anggaran masih terus berjalan.

"Tidak ada mogok. Enggaklah. Orang berpolitik kok ngambek," kata Pramono Anung dalam wawancara di Kompas Petang, Selasa (27/9/2011). Ia mengatakan, pembahasan anggaran masih terus dilakukan di masing-masing komisi seusia asumsi yang diajukan pemerintah. Ia malah mempertanyakan terminologi mogok yang dipakai di sejumlah pemberitaan.

Terkait pengembalian mandat pimpinan Badan Anggaran ke pimpinan DPR, Pramono Anung mengatakan, yang terjadi adalah soal jaminan kepastian agar dapat membahas kebijakan perencanaan anggaran tanpa dibayang-bayangi ancaman pidana hukum. Seperti diketahui, empat anggota pimpinan Badan Anggaran dipanggil KPK secara bersama-sama terkait kasus dugaan suap di Kemennakertrans. Hal tersebut, menurut Pramono Anung, telah menimbulkan persepsi negatif di masyarakat seolah-olah mereka sudah pasti melakukan pelanggaran.

DPR telah mengundang pimpinan KPK, Kejaksaan Agung, dan Badan Perencana Keuangan untuk duduk bersama menyamakan pandangan soal pengawasan anggaran. Rapat yang seharusnya dijadwalkan pada Selasa diundur menjadi Kamis (29/9/2011). Pimpinan DPR sendiri sudah menyepakati bahwa ke depan KPK dan BPK akan diundang dalam setiap rapat pembahasan anggaran. Hal ini untuk mencegah terjadinya kebocoran anggaran sedini mungkin bahwa kalau perlu semua pembahasan terbuka kepada publik.

Pramono Anung menekankan bahwa pembahasan anggaran harus dilihat dengan dua prinsip. Pertama, hal pengambilan kebijakan dilindungi undang-undang. Kedua, hal penyalahgunaan wewenang untuk pengambilan kebijakan. Kalau memang terbukti ada orang per orang atau secara berjemaah menyalahgunakan wewenang, misalnya untuk korupsi, pihaknya tidak segan-segan mempersilakan aparat berwenang untuk memeriksa.

Ia mengakui masih ada kelemahan dalam mekanisme pembahasan anggaran di DPR saat ini. Misalnya, soal anggaran senilai Rp 500 miliar di Kemennakertrans yang kini dipertanyakan di tingkat komisi. Menurut Pramono Anung, ke depan, sebelum seluruh perencanaan anggaran dibawa ke rapat paripurna, keberatan di komisi harus diselesaikan dengan Badan Anggaran. "Mekanisme inilah yang berjalan belum baik. Sering kali tidak berjalan sepenuhnya," ujar Pramono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

    14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

    Nasional
    Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

    Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

    Nasional
    Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Nasional
    Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

    Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

    Nasional
    SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

    SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

    Nasional
    Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

    Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

    Nasional
    Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

    Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

    Nasional
    Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

    Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

    Nasional
    Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

    Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

    Nasional
    Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

    Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

    Nasional
    Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

    Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

    Nasional
    Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

    Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

    Nasional
    Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

    Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

    Nasional
    Gejala Korupsisme Masyarakat

    Gejala Korupsisme Masyarakat

    Nasional
    KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

    KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com